REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat Wahyu Purnama mengatakan pihaknya mengupayakan perluasan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di masa pandemi virus corona. Karena dengan penggunaan QRIS menurut Wahyu, masyarakat dapat terjaga dari kontak langsung ketika bertransaksi. Dengan kata lain dengan menggunakan QRIS, pembeli dan penjual otomatis telah melakukan protokol jaga jarak.

Fokus BI untuk perluasan QRIS adalah pada perdagangan ritel. "Di masa pandemi Covid-19 menuju new life style, BI fokus melakukan perluasan QRIS secara tematik pada perdagangan ritel seperti UMKM, pasar, toko/warung penyedia bahan kebutuhan pokok, serta e-commerce," kata Wahyu, Rabu (24/6).

Selain itu, BI juga telah dan terus menjangkau penerapan QRIS pada dunia sosial dan keagamaan. Seperti donasi panti asuhan, rumah ibadah, penerimaan zakat infaq dan sedekah (ZIS). Begitu juga dengan bidang kesehatan, BI Sumbar sudah mensosialisasikan QRIS di rumah sakit, klinik, praktik dokter, hingga apotik.

Di Indonesia saat ini sudah ada 3,5 juta merchants yang menggunakan QRIS sebagai alat transaksi. Di mana 87 persen merupakan pelaku UMKM.

Total merchants QRIS Kesehatan di Indonesia berjumlah 49.658 merchants hingga 8 Mei 2020. Sementara di Sumbar sendiri hingga 29 Mei 2020, jumlah merchants QRIS telah mencapai 35.097 merchants.

"Kami memandang perlu mendorong penggunaan QRIS untuk mempermudah cara bertransaksi bagi masyarakat, khususnya di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Banyak manfaat QRIS untuk semua," ujar Wahyu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika