Rabu 24 Jun 2020 14:43 WIB

Fenomena Pedagang Hindari Tes Kala Pasar Jadi Klaster Covid

Ikappi mencatat ada 152 pedagang pasar di DKI Jakarta positif Covid-19.

Pemprov DKI Jakarta menutup Pasar Minggu dan melakukan sterilisasi setelah ditemukannya kasus positif Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Pemprov DKI Jakarta menutup Pasar Minggu dan melakukan sterilisasi setelah ditemukannya kasus positif Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rizkyan Adiyudha

Sembilan pedagang Pasar Palmerah terkonfirmasi positif Covid-19 seusai mengikuti rangkaian pemeriksaan tes usap dari Puskesmas Tanah Abang. Pasar itu akan ditutup selama tiga hari ke depan terhitung mulai Kamis (25/6).

Baca Juga

"Sembilan orang (yang positif) itu semuanya pedagang pasar Palmerah," kata Camat Tanah Abang saat dikonfirmasi, Rabu (24/6).

Pada pemeriksaan tes Covid-19 massal di Pasar Palmerah itu didapatkan hasil dari 93 pedagang yang mengikuti tes cepat, dua pedagang reaktif sehingga dilanjutkan ke tahapan tes usap. Sebanyak 54 pedagang langsung menjalani tes usap karena memiliki penyakit penyerta (komorbid) ataupun telah berusia lanjut. Sembilan di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

Atas hasil itu, Kecamatan Tanah Abang memutuskan untuk menutup pasar selama tiga hari. Keputusan ini sesuai aturan yang telah disepakati bersama dengan Perumda Pasar Jaya selaku pengelola pasar tradisional di ibu kota.

"Nanti akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan. Bisa dari pihak Damkar, PMI, ataupun Perumda Pasar Jaya," kata Yassin.

Asisten Manager Area II Perumda Pasar Jaya Agus pun membenarkan penutupan Pasar Palmerah terkait temuan sembilan orang positif Covid-19. Penutupan pasar akan berlangsung hingga Sabtu (27/6). Pasar akan kembali beroperasi dengan protokol kesehatan yang lebih ketat pada Ahad (28/6).

"Nanti juga akan diperketat protokol kesehatan di pasar," ujar Agus saat dihubungi.

Belakangan, pasar-pasar tradisional di Jakarta memang menjadi klaster baru penularan Covid-19. Pasar Kebayoran Lama, Pasar Minggu, Pasar Lenteng Agung di antara beberapa pasar yang sudah pernah ditutup akibat ditemukannya pedagang positif Covid-19.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menutup pasar selama tiga hari bila ditemukan pedagang positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab. Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasruddin mengatakan, penutupan dilakukan agar bisa dilakukan penyemprotan disinfektan.

Arief menegaskan, pemerintah tidak akan menutup pasar secara serentak. Dia mencontohkan, bila pasar Kramat Jati melakukan tes terlebih dahulu dan ditemukan positif maka akan ditutup sementara.

"Jadi ada 15 pasar positif per hari ini update-nya, sembilan pasar negatif dari 46 pasar yang sudah dilakukan swab test dan ada 22 pasar yang masih menunggu hasil," kata Arief, Selasa (23/6).

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mencatat terdapat 152 pedagang pasar di DKI Jakarta yang terbukti positif terpapar Covid-19 . Data Ikappi menyebutkan bahwa lokasi infeksi tersebar di 20 pasar yang ada di ibu kota.

"Data ini hasil akumulasi. Kami terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan terkait," kata Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Ikappi, Reynaldi Sarijowan di Jakarta, Selasa (23/6).

Berdasarkan catatan tersebut, sebanyak 49 pedagang ditemukan positif Covid-19 di Pasar Induk Kramat Jati. Ada 18 pedagang positif di Pasar Perumnas Klender, ditemukan 14 positif masing-masing di pasar Serdang, Rawa Kerbau dan Kebayoran Lama.

Catatan Ikappi juga menyebutkan ada 13 pedagang didapati positif Covid-19 di Pasar Tanah Abang. Sementara di sejumlah pasar lainnya masih ditemukan pedagang positif terpapar namun jumlahnya berada di bawah lima kasus.

Reynaldi mengatakan, status ratusan pedagang positif itu didapati setelah dilakukan tes cepat atau rapid test. Dia melanjutkan, temuan hasil reaktif dari tes cepat kemudian dipastikan keakuratannya.

"Ketika di-rapid ternyata reaktif lalu swab kemudian positif," kata Reynaldi Sarijowan.

Pada Selasa (23/6), pedagang Pasar Tanah Abang Blok A mengikuti tes cepat dan usap tenggorokan massal Covid-19 yang diusulkan Kecamatan Tanah Abang. Pasar Tanah Abang telah sepekan dibuka pada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

"Target pemeriksaan yang pasti pedagang, kemudian petugas yang menangani kawasan pasar ini," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Sari Ulfa, saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/6).

Pedagang yang diketahui mendapatkan hasil reaktif langsung menjalani tes usap dan selama menunggu hasil keluar pedagang diminta dengan ketat menjalani protokol kesehatan.

"Kami minta tetap terapkan protokol kesehatan. Karena itu juga, kami imbau juga kurangi kontak fisik," ujar Sari.

Sayangnya, upaya Pemprov DKI Jakarta dan pihak terkait menggelar tes Covid-19 secara masif di pasar-pasar tradisional tidak selalu berjalan sesuai yang direncanakan. Contohnya seperti yang terjadi di Pasar Gembrong, Cempaka Putih pada hari ini.

Pasar Gembrong hari terpantau sepi aktivitas karena pedagang banyak yang memilih menutup lapak. Para pedagang diduga menghindari tes cepat dan tes usap yang dilaksanakan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Berdasarkan pantauan, banyak kios los kosong termasuk kios dengan rolling door pun tampak tertutup rapat. Padahal, hari sebelum pedagang beraktivitas seperti biasa bahkan tidak menaati kebijakan aturan ganjil-genap toko.

"Kemarin dikabarin gak ada ganjil-genap pasar hari ini. Terus kayaknya info tes Covid-19 itu kesebar. Langsung deh pada milih tutup. Giliran Lebaran kemarin pada buka tuh katanya takut hilang pelanggannya, nah sekarang giliran ada tes disamperin ke pasar malah pada milih kehilangan pelanggan nutup tokonya," kata Ujang, salah seorang pedagang yang tetap berjualan dan sudah mengikuti tes cepat di Pasar Gembrong, Rabu (24/6).

Kepala Puskesmas Cempaka Putih Dicky Alsadik yang hadir dalam acara pengetesan Covid-19 massal di Pasar Gembrong pun menyayangkan sikap pedagang yang menghindari pengetesan Covid-19.

"Sebenarnya sudah sepakat tidak ada ganjil-genap untuk pedagang biar diperiksa swab test dulu. Tapi malah banyak pedagang yang lebih memilih tutup," kata Dicky.

Lurah Cempaka Putih Barat Parsono yang juga hadir dalam pengetesan Covid-19 itu menegaskan, akan terus mengejar para pedagang yang menghindar hingga akhirnya ikut dalam pengetesan.

"Kita pokoknya akan panggil terus mereka. Hari ini menghindar, kita pastikan besoknya ikut pengetesan," kata Parsono.

Sebelumnya, satu pekan lalu para pedagang di Pasar Gembrong memilih untuk tidak menaati aturan ganjil-genap kios karena dianggap merugikan. Para pedagang yang menolak ganjil-genap kios itu pun rata-rata merupakan pedagang sayur mayur di kios los.

photo
Standard Operational Procedure (SOP) Protokol Kesehatan di pasar rakyat dan ritel modern. - (Tim Infografis Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement