Selasa 23 Jun 2020 23:25 WIB

Tingkat Kematian Covid-19 Tinggi, Ini Kata Kadinkes Kalsel

Dari 794 kasus positif Covid-19 Kalteng 50 meninggal dunia.

Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas medis menangani pasien diduga terjangkit corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah Suyuti Syamsul menjelaskan tingginya angka kematian atau case fatality rate (CFR) terkait Covid-19 dipengaruhi oleh banyak sebab yang saling berkaitan.

"Kematian pasien Covid-19 tidak terjadi karena sebab tunggal," katanya saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa (23/6).

Menurut dia, penyebabnya beragam, meliputi penyakit penyerta, terlambat dibawa ke rumah sakit, kelebihan pasien di rumah sakit, rasio tenaga kesehatan-pasien yang timpang, serta kelelahan tenaga kesehatan. Hal-hal itu juga menjadi faktor gabungan penyebab angka kematian Covid-19 di daerah itu tinggi.

Ia menjelaskan banyaknya pasien yang dirawat, lamanya perawatan, keterbatasan peralatan rumah sakit dan rasio tenaga kesehatan-pasien yang timpang, akan menempatkan pasien dengan penyakit penyerta dalam situasi yang lebih rentan dari sebelumnya.

"Semua rumah sakit tidak memiliki opsi mengatasinya. Menambah relawan ternyata tidak mudah karena tenaga kesehatan yang bisa menjadi relawan banyak yang tidak memiliki pengalaman merawat pasien," katanya.

Lebih lanjut Wakil Ketua Pelaksana Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalteng tersebut memaparkan, relokasi dan redistribusi tenaga kesehatan sulit dilakukan karena terbatasnya sumber daya manusia dan peralatan, sementara penyakit lain juga tetap harus dilayani.

Menurut dia, memindahkan tenaga kesehatan dari ruang biasa ke ruang isolasi juga bukan perkara gampang. Tenaga kesehatan harus melalui pelatihan, berumur kurang dari 50 tahun, tidak hamil, tidak punya anak kecil yang perlu ASI dan tidak punya penyakit bawaan.

"Kesulitan rumah sakit semakin menjadi-jadi karena tenaga kesehatannya banyak yang terpapar dan terpaksa harus diistirahatkan," ujar Suyuti.

Begitu tenaga kesehatan yang sakit diliburkan, katanya, rasio tenaga kesehatan-pasien semakin jauh dari ideal dan kembali menambah masalah pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta.

Karena itu, kata Suyuti, pilihan terbaik mengatasi tingginya angka kematian justru ada di luar rumah sakit, melalui pemutusan mata rantai penularan.

Berdasarkan data terbaru pada 23 Juni 2020, terjadi penambahan sebanyak 11 kasus positif baru di KalimantanTengah, yakni berasal dari Palangka Raya delapan orang, Kapuas dua orang dan Barito Timur satu orang.

Pasien sembuh sebanyak tujuh orang, berasal dari Palangka Raya enam orang dan Barito Selatan satu orang. Pasien positif Covid-19 meninggal bertambah satu orang berasal dari Palangka Raya.

Secara kumulatif, positif Covid-19 Kalteng menjadi 794 kasus, terdiri dari 438 dalam perawatan, 306 sembuh dan 50 meninggal. Pasien dengan pengawasan (PDP) 106 orang, orang dalam pemantauan (ODP) 263 orang, serta orang tanpa gejala (OTG) 1.244 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement