Rabu 24 Jun 2020 01:41 WIB

Gugus Tugas Sulsel Izinkan Pembukaan Sejumlah Tempat Wisata

Pembukaan tempat wisata di Sulsel harus disertai protokol kesehatan.

Warga beraktivitas di Pantai Tanjung Bayang di Makassar, Sulawesi Selatan yang sepi pengunjung selama pandemi Covid-19. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/ARNAS PADDA
Warga beraktivitas di Pantai Tanjung Bayang di Makassar, Sulawesi Selatan yang sepi pengunjung selama pandemi Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Dr dr Syafri Kamsul Arif mengatakan pembukaan sejumlah tempat wisata di beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan telah dimungkinkan. Dengan catatan, pembukaan itu harus disertai protokol kesehatan.

"Jadi kabupaten/kota yang angka Covid-nya sudah zero dengan mengedepankan protokol kesehatan, maka tidak ada alasan untuk tidak dibuka (tempat wisata)," ungkap dia melalui video konferensi di Makassar, Selasa (23/6).

Baca Juga

Menurutnya, selain Makassar dan Kabupaten Luwu Timur yang angka kasusnya cukup tinggi, daerah lainnya tidak salah untuk membuka tempat wisata. Namun, jika ingin aman maka protokol kesehatan harus secara disiplin dilakukan.

Syafri mengemukakan, bahwa permasalahan Covid-19 bukan hanya pada wilayah kesehatan tetapi juga berdampak pada sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, berdasarkan penyampaian presiden diungkapkan bahwa masyarakat harus tetap aman Covid-19, namun tetap produktif

"Inilah yang tetap menjadi acuan kita, sebab kabupaten/kota diarahkan untuk tetap produktif sambil melakukan upaya yang masif," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa Program Trisula yang dicanangkan pemerintah yakni tracing, testing dan edukasi merupakan cara yang tepat dalam penanganan Covid-19 di Sulsel. Kasus harian yang semakin meningkat dan adanya insiden kasus baru tersebut sesuai dengan masif testing yang dilakukan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Sulsel yang juga harus diikuti dengan isolasi.

"Kita juga tidak harapkan angka RT nya di atas 1, maka kita ditargetkan dua pekan ini di bawah 1 untuk masuk tahap lebih tinggi. Jika penularnya tidak didapat maka itu akan terus menularkan, jadi memang kita mencari carrier. Testing, tracing dan edukasi ini kita harus lebih masifkan lagi," urainya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement