REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) bersama Melsa ISP dan Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjajaran (PDP-BS Unpad) memberikan asistensi bagi peserta yang mengalami kendala baik dari sisi teknis maupun literasi terkait lomba membuat website dengan konten aksara Sunda.
Mohamad Shidiq Purnama, Chief Registry Officer (CRO) Pandi, menjelaskan bahwa asistensi tersebut untuk bisa meminimalisasi kendala yang akan ditemukan para peserta nantinya.
“Harapannya agar lomba pembuatan situs web berdomain aksara Sunda bisa berjalan lancar tanpa ada hambatan,” terang Shidiq dalam keterangan persnya, dikutip Selasa (23/6).
Dikatakan Shidiq, Pandi akan memberikan asistensi dan sarana konsultasi bagi peserta lomba membuat website dengan konten aksara Sunda, selain itu juga akan dibuatkan satu grup diskusi bagi peserta, melalui aplikasi obrolan daring.
Selain di Pandi kegiatan asistensi ini pun dilakukan di Kantor PT Melvar Lintasnusa (Melsa ISP) yang berlokasi di Paskal Hyper Square Blok C No. 39-41, Jalan H.O.S Tjokroaminoto, No. 25-27, Bandung, Jawa Barat.
Chief Technology Officer (CTO) Melsa ISP, Iman Budiman mengaku siap memfasilitasi kegiatan asistensi tersebut.
“Karena kebetulan kami (Melsa ISP) berlokasi di Bandung, mayoritas peserta lomba berdomisili di Bandung, kami siap membantu Pandi dan peserta agar bisa memangkas jarak jika lokasi peserta jauh dari kantor Pandi bisa datang ke Melsa ISP,” terangnya.
Bagi peserta yang ingin berkonsultasi mengenai aspek teknis bisa mendatangi kantor Melsa ISP, sedangkan yang ingin berkonsultasi perihal konten, bisa mengunjungi PDP-BS Unpad.
Sementara, menurut Sekretaris Yayasan Kebudayaan Rancagé, Dadan Sutisna, perlu diadakan workshop pelatihan hingga pembuatan video tutorial yang diperuntukan bagi peserta lomba untuk memudahkan mereka nantinya.
“Workshop ini akan sangat membantu peserta yang masih kesulitan dalam beradaptasi dengan kemajuan teknologi, juga sebagai literasi aksara Sunda, selain itu akan kami buatkan video tutorialnya, agar peserta bisa langsung mempraktekkannya,” jelas Dadan.
“Saya berharap melalui lomba tersebut, aksara Sunda bisa lebih dapat dikenal masyarakat luas, mudah mudahan dari lomba tersebut bisa menumbuhkan semangat orang-orang dalam pengembangan aksara Sunda ke depan,” tambah Dadan.
Antusias masyarakat dalam mengikuti lomba membuat website dengan konten aksara Sunda sangat besar. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang sudah melakukan submit pendaftaran di tautan s.id/lombaaksarasunda. Tercatat ada sekitar 65 peserta terdaftar dari 100 kuota yang disediakan oleh Pandi.