REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK, JATIM -- Penutupan Pasar Krempyeng di Jalan Gubernur Suryo, Kabupaten Gresik, Jawa Timur diperpanjang hingga batas waktu yang belum ditentukan. Itu setelah adanya temuan tiga tambahan pedagang yang reaktif, dari awalnya 10 kini bertambah menjadi 13 pasien.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik, Agus Budiono di Gresik, Senin menjelaskan, awalnya Pasar Krempyeng ditutup sejak Rabu (11/6) hingga Kamis (18/6), namun kemudian dievaluasi dan mendapat perpanjangan masa penutupan.
"Hasil evaluasi masih ada yang reaktif, dari yang semula 10 orang kini 13 orang. Oleh karena itu, jangankan tiga, jika ada tambahan satu orang saja yang reaktif penutupan akan kembali diperpanjang," katanya
Evaluasi, kata Agus Budiono, akan terus dilakukan sampai seluruh pedagang non-reaktif ketika dilakukan "rapid test", serta kondisi pasar benar-benar steril dari paparan Covid-19.
Sementara meski ditutup, sejumlah pedagang masih nekad berjualan di luar lokasi pasar, tepatnya di sejumlah trotoar atau bahu jalan menuju pasar.
Salah satu pedagang, Suratno mengaku terpaksa berjualan di bahu jalan meski kadang menghadapi penertiban, sebab kehidupan ekonominya hanya tergantung dari jualan di pasar tersebut.
Ia mengatakan berjualan adalah pekerjaan satu-satunya yang bisa dilakukan, meski penghasilannya tidak seperti saat pasar dibuka, namun harus tetap berjualan.
"Mau tidakmau saya harus tetap berjualan, karena hanya ini pekerjaan yang bisa dilakukan, meski hasilnya beda jauh, paling hanya tiga sampai empat orang yang datang," kata Suratno.
Sementara itu data terkini pasien positif COVID-19 di Gresik yakni adatambahan 17 pasien, masing-masing dari Kecamatan Gresik, Manyar, Kebomas, Menganti, Cerme, Duduksampeyan, Ujungpangkah dan Kecamatan Panceng.
Dengan adanya tambahan 17 pasien pada Seninini, total positif di wilayah setempat menjadi 483 pasien, dengan rincian 362 masih dirawat, 72 orang sembuh dan 49 meninggal dunia.