REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana matahari Ahad (21/6) terlihat di sejumlah wilayah Indonesia meski hanya sebagian. Fenomena alam yang terjadi pada Ahad (21/6) sore ini pun disambut umat Islam dengan melaksanakan sholat Kusuf berjamaah.
Di Sumatra Barat (Sumbar), sholat sunah Kusuf salah satunya digelar di Masjid Raya Sumbar di Kota Padang dan diikuti ratusan jamaah. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Buya Duski Samad mengatakan, fenomena gerhana matahari menjadi momen pembelajaran bagi umat manusia.
Ia mengatakan, gerhana matahari merupakan pengingat bagi umat manusia bahwa sebegitu rapinya Allah SWT mengatur keseimbangan alam semesta. Ia pun berharap agar fenomena gerhana matahari dapat menambah akidah dan keimanan manusia kepada Allah SWT.
"Gerhana merupakan pengingat bagi manusia. Gerhana sudah ada sejak dunia ini diciptakan. Dan dunia ini kita hidup dalam aturan yang sangat baik diberikan Allah," kata Buya Duski Samad saat menjadi khatib seusai melaksanakan sholat sunah Kusuf di Masjid Raya Sumbar, Ahad (21/6).
Buya Duski menambahkan, manusia harus belajar banyak dari fenomena gerhana bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan teratur dan seimbang. Menurut dia, manusia juga harus seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, teratur, dan tidak melakukan hal-hal yang merusak tatanan dan norma yang berlaku. "Baik itu norma agama maupun aturan hukum."
Sebelum pelaksanaan sholat Kusuf, Kantor Wilayah Kementerian Agama Sumatra Barat melakukan pemantauan gerhana matahari cincin di halaman Masjid Raya Sumbar. Pemantauan dilaksanakan sejak pukul 14.03 WIB. Pengembang dan Penyuluh Syaruah Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Keme nag Sumbar Ihsanul Fikri mengatakan, proses pemantauan gerhana matahari cincin dari halaman Masjid Raya Sumbar tidak bagus karena cuaca berawan tebal.
"Setelah kami lakukan observasi dengan teleskop, kami tidak bisa melakukan dokumentasi gerhana matahari karena tertutup awan tebal," kata Ihsanul kepada Republika.
Ihsanul menyebut kontak gerhana matahari dimulai pukul 14.03 WIB. Puncak kontak antara cahaya matahari dan bulan ini terjadi pada 14.47 WIB dan berakhir pada 15.35 WIB.
Di Jawa Barat, sholat Kusuf turut digelar di Masjid Agung Indramayu. Pelaksanaan sholat Kusuf dilakukan dengan tetap menerapkan protokol pence gahan penyebaran Covid-19.
Sholat sunah gerhana dilakukan setelah sholat Ashar berjamaah. Sebagaimana pelak sanaan ibadah sholat lainnya di masjid tersebut, para jamaah diwajibkan memakai mas ker sebelum memasuki masjid. Shaf mereka pun berjarak.
Dalam khutbahnya, Ustaz Taufik Hidayah selaku khatib mengajak para jamaah untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT. Dia menyatakan, Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dan mengatur alam semesta dengan sempurna, tanpa kekurangan sedikit pun.
"Allah SWT menakdirkan gerhana ini, walau (terjadinya hanya) sebentar, termasuk ke dalam ayat-ayat Allah SWT dan salah satu tanda kekuasaan-Nya," ujar Taufik.
Taufik pun mengajak para jamaah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta memperbanyak amal ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa iman dan takwa, kata dia, manusia hanya seperti debu-debu yang beterbangan.
"Gerhana matahari ini juga peringatan dari Allah SWT agar kita bertaubat dan selalu memohon perlindungan Allah SWT dari segala bencana," ujar Taufik.