REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merilis ada 954 kasus positif Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir. Angka ini didapat dari uji spesimen yang dilakukan sejak Ahad (21/6) sampai Senin (22/6) sebanyak 10.926 spesimen. Jumlah uji spesimen ini jauh menurun dibanding kapasitas pada satu hari sebelumnya yakni 18.229 spesimen.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, penurunan jumlah uji spesimen disebabkan adanya 20 laboratorium yang libur pada Ahad kemarin.
"Sebagian besar adalah lab milik rumah sakit yang libur. Total pemeriksaan spesimen sampai hari ini 650.311," ujar Yurianto dalam keterangan pers, Senin (22/6).
Jawa Timur kembali menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian tertinggi, yakni 315 kasus baru. Kemudian menyusul DKI Jakarta dengan 127 kasus baru, Sulawesi Selatan dengan 111 kasus baru, Kalimantan Selatan dengan 89 kasus baru, Sumatra Selatan dengan 60 kasus baru, dan provinsi lain dengan angka baru yang lebih rendah.
Tercatat pula ada 19 provinsi yang melaporkan penambahan kasus baru di bawah 10 orang pada hari ini. Bahkan, ada 11 provinsi dengan nol kasus baru. Kesebelas provinsi dengan nol kasus baru antara lain Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, DI Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Sumatra Barat, Lampung, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan NTB.
Jumlah pasien sembuh juga terus meningkat. Tercatat ada 331 kasus sembuh pada har ini sehingga totalnya ada 18.735 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Sejumlah provinsi juga mencatatkan angka sembuh yang lebih tinggi daripada angka kasus positif yang baru.
Jawa Barat misalnya, melaporkan ada 17 kasus positif baru dan 24 kasus sembuh. NTB melaporkan ada 11 kasus baru dan 13 kasus sembuh. DI Yogyakarta melaporkan nol kasus baru dan 7 kasus sembuh. Sumatra Barat juga melaporkan nol kasus baru dengan 2 kasus sembuh.
Sementara itu pasien meninggal dunia bertambah 35 orang, sehingga jumlahnya menjadi 2.500 orang.
"Sekali lagi saya akan ingatkan bahwa menjaga jarak adalah kunci bagi upaya kita cegah penularan. Pastikan kita mampu menjaga jarak dalam semua aktivitas sosial kita. Karena cara ini efektif untuk kendalikan sebaran," ujar Yurianto. N Sapto Andika Candra