REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- General Manager PLN Unit Induk Transmisi (UIT) Jawa Bagian Timur dan Bali, Suroso mengaku, akhir-akhir ini marak masyarakat bermain layang-layang. Padahal, layang-layang berpotensi tersangkut pada jaringan transmisi SUTT/SUTET. Bahkan pada pekan ini, tercatat 3 kali gangguan di jaringan transmisi jalur Tegangan Tinggi 70kV atau 150 kV dan Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV (SUTT/SUTET), disebabkan gangguan layang-layang yang tersangkut.
"Yakni gangguan SUTET jalur Paiton-Grati pada Senin, 15 Juni 2020, gangguan SUTT jalur Tulungagung-Trenggalek pada Kamis, 17 Juni 2020, dan Ahad 21 Juni 2020 gangguan SUTT jalur Kertosono-Ploso," ujar Suroso di Surabaya, Senin (22/6).
Suroso melanjutkan, sebelumnya, tim pemeliharaan telah mengamankan potensi gangguan akibat layang-layang di jalur SUTT GI Krian, tepatnya di Mulung, kecamatan Driyorejo, Gresik pada Kamis, 18 Juni 2020. Peristiwa ini, kata dia, mestinya menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa bermain layang- layang (khususnya jenis sowangan) ataupun balon udara memiliki risiko tinggi tersangkut pada tower atau jalur transmisi PLN.
"Jadi sebaiknya bermain layang-layang di area yang jauh dari jaringan instalasi PLN," ujar Suroso.
Suroso mengatakan, sebenarnya, PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (PLN UIT JBTB) telah berkerja sama dengan aparat pemerintah daerah yang dilalui jalur SUTT / SUTET, Aparat keamanan, serta Dinas terkait. Tujuannya untuk mengoptimalkan upaya pencegahan gangguan akibat layang-layang dan balon udara.
"Sosialisasi pun rutin ke masyarakat baik secara langsung maupun media massa juga turut dilaksanakan," kata dia.
Suroso pun mengharapkan pengertian dan kerja sama dari semua pihak, khususnya masyarakat di daerah yang dekat dengan jalur transmisi untuk menjaga keamanan instalasi jaringan listrik. Salah satunya dengan tidak bermain layang-layang atau balon udara di dekat tiang listrik PLN. Hal itu agar pasokan jalur transmisi PLN dan suplai energi listrik kepada pelanggan tetap aman.