Sabtu 20 Jun 2020 16:29 WIB

MenPPPA Prihatin Banyak Perempuan Kehilangan Penghasilan

Menteri PPPA sebut banyak perempuan kehilangan penghasilan selama pandemi

Rep: Rizky Surya/ Red: Christiyaningsih
Seorang perempuan buruh panggul menggunakan masker saat bekerja di Pasar Tradisional ACC Ampenan, Mataram, NTB, Senin (11/5/2020). Menteri PPPA sebut banyak perempuan kehilangan penghasilan selama pandemi. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan buruh panggul menggunakan masker saat bekerja di Pasar Tradisional ACC Ampenan, Mataram, NTB, Senin (11/5/2020). Menteri PPPA sebut banyak perempuan kehilangan penghasilan selama pandemi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Republik Indonesia (PPPA) Bintang Puspayoga menyoroti pandemi Covid-19 membuat perempuan kehilangan penghasilan. Padahal mereka biasa menopang ekonomi keluarga.

Bintang mengingatkan perempuan sebagai kelompok rentan wajib mendapat haknya. Dari data Kemen-PPPA ada sebanyak 5.970 pekerja perempuan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Selain itu, sebanyak 32.401 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dipulangkan dari berbagai negara.

Baca Juga

"Padahal 70,4 persen PMI adalah perempuan. Setelah pulang ke Indonesia, tentu tidak semua perempuan PMI memiliki mata pencaharian," kata Bintang dalam keterangan pers yang diterima Republika pada Sabtu (20/6).

"Berbagai masalah yang dialami oleh perempuan, khususnya yang berkaitan dengan aspek sosial-ekonomi ikut pula memengaruhi kerentanan perempuan," tambah Bintang.

Bintang memantau fenomena banyak perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga karena suami yang di-PHK, diisolasi, ataupun meninggal dunia karena Covid-19. Padahal perempuan mengalami kesulitan akses terhadap program finansial.

"Kondisi ini memang sangat memprihatinkan sehingga perempuan dituntut selalu berinovasi dan meningkatkan kreativitasnya. Padahal, perempuan sangat berjasa dalam menopang ekonomi bangsa, terutama bagi perempuan pelaku usaha," ujar Bintang.

Di sisi lain, berdasarkan data hasil proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015, pada 2018 diperkirakan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia hampir setara yaitu sekitar 131 juta perempuan berbanding dengan 132 juta laki-laki. Berarti 49,8 persen total populasi Indonesia adalah perempuan.

Atas dasar itu, Bintang optimistis potensi perempuan dalam pembangunan nasional sebenarnya besar jika dimanfaatkan secara maksimal. Kemen-PPPA terus mendorong pengusaha perempuan untuk berjejaring sehingga dapat saling membantu bisnis satu sama lain.

"Pengusaha perempuan wajib mengikuti tuntutan zaman dengan menciptakan pengusaha perempuan yang melek teknologi, memperkuat jejaring dan berinovasi, dan memiliki literasi keuangan yang kuat dan akses terhadap modal usaha," tutur Bintang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement