Sabtu 20 Jun 2020 12:47 WIB

Penanganan Covid-19 Harus Libatkan Generasi Muda

Jika anak muda diajak disiplin, perkembangan pandemi bisa ditekan secara siginifikan.

Seorang pemuda melukis Mural tentang COVID-19 di kawasan pertokoan yang tutup akibat wabah ini.
Foto: ANTARA/OLHA MULALINDA
Seorang pemuda melukis Mural tentang COVID-19 di kawasan pertokoan yang tutup akibat wabah ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya -- Pemerintah baik pusat dan daerah seharusnya bisa melibatkan generasi muda untuk percepatan penanganan Covid-19. Hal ini disebabkan negara ini diberkahi bonus demografi yakni surpus usia remaja.

Menurut Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho, keterlibatan pemuda dalam percepatan penanganan Covid-19 bisa membantu pemerintah menangani pandemi virus Corona. "Mereka berbasis voluntary, kesukarelaan, kepedulian dan tingkat partisipasi cukup tinggi. Ketika pandemi terjadi, banyak kebingungan dan ketidakpastian di masyarakat, mau tidak mau mereka bergerak sendiri," kata Dimas yang menjadi pembicara webinar Zom bertema Kelompok Diskusi Surabaya Berani, berdasarkan rilisnya, Jumat (19/6).

Menjadi pertanyaan adalah bagaimana sebaiknya pemerintah dapat merangkul generasi muda untuk berkontribusi ditengah pandemi Covid-1. "Anak muda itu aset terpenting, di isu kesehatan saya pikir kesadaran anak-anak muda justru yang menentukan dalam hal menjaga aktivitasnya serta mematuhi protokol kesehatan secara disiplin," lanjut pria yang saat menjadi salah satu tim pakar di Kemenko Perekonomian ini.

Keterlibatan generasi muda bisa memberikan dampak signifikan dalam upaya memutus penyebaran Covid-19. Mereka bisa menjadi penghantar virus jika tidak mematuhi protokol kesehatan.

Sebaliknya, jika disiplin menerapkan physical distancing dan sebagainya, anak muda juga dapat menjadi faktor pencegah pandemi. "Jika anak muda bisa diajak disiplin angkanya perkembangan pandemi bisa ditekan secara signifikan," ujar Dimas.

Dimas juga mengimbau pemerintah agar serius melibatkan generasi muda untuk tujuan penanganan sosial ekonomi paska pandemi. Faktor kolaborasi antar komunitas anak muda adalah faktor utama menghadapi krisis dan kebangkitan ekonomi paska Covid-19.

"Kepedulian mereka untuk bergotong royong membantu masyarakat lemah akibat pandemi ini juga cukup konkrit. Lihat saja gerakan mereka di media sosial, partisipasi mereka mengajak komunitas-komunitas di masyarakat untuk membantu dan peduli terhadap warga yang terdampak. Saya kira itu luar biasa" tambah Dimas.

Webinar ini membahas sejumlah isu perkembangan Covid-19. Selain Dimas, hadir pula perwakilan Gerakan Pemuda Ansor Surabaya Dafis Ubaidillah Assiiq, M. Andre Bakhtiar dari Komunitas Pemuda Wani Jogo Suroboyo, Kumara Adji Kusuma selaku Akademisi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sebagai pembicara, dan dimoderatori Andri Arianto, Akademisi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement