Sabtu 20 Jun 2020 13:15 WIB

Sulut Masih Andalkan Barang Impor dari Cina

Pada Mei 2020, Cina menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulut

Sebuah truk melintas di depan kontainer produk asal Cina di Pelabuhan Savannah, Georgia, Amerika Serikat. Ketegangan antara AS dan Cina telah mendorong Presiden Donald Trump meningkatkan tarif impor barang Cina.
Foto: AP Photo/Stephen B. Morton
Sebuah truk melintas di depan kontainer produk asal Cina di Pelabuhan Savannah, Georgia, Amerika Serikat. Ketegangan antara AS dan Cina telah mendorong Presiden Donald Trump meningkatkan tarif impor barang Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO — Provinsi Sulawesi Utara(Sulut) masih mengandalkan Cina sebagai pemasok berbagai barang keperluan masyarakat di saat pandemi COVID-19, nampak dari dominasi nilai impor dari negara tersebut.

"Pada Mei 2020, Cina menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulut, yaitu sebesar 46,14 persen, dari total impor," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Dr Ateng Hartono di Manado, Sabtu (20/6).

Dia mengatakan adapun komoditas yang dibeli dari negara tersebut ada 15 komoditi, dan yang dominan adalah mesin-mesin / Pesawat Mekanik.

Kemudian, katanya, Malaysia sebesar 18,45 persen, Australia 17,55 persen, Hongkong sebesar 13,53 persen, Thailand sebesar 2,02 persen.

Nilai impor Sulut pada Mei 2020 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan bulan yang lalu dengan kenaikan sekitar 17,35 persen (m-to-m), hal ini berbeda bila dibandingkan dengan nilainya di Mei 2019 (y-on-y), mengalami penurunan sebesar 49,96 persen.

Dilihat menurut golongan barang, bahan bakar mineral/Mineral fuels, mineral oil products tetap menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulawesi Utara pada Mei 2020.

Nilai impor golongan barang ini mengalami penurunan dari nilainya pada April 2020 (m-to-m) sebesar 43,39 persen.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement