REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian ingin Indonesia punya vaksin untuk mengobati virus corona yang mandiri milik bangsa sendiri. Itu dikatakan dia, melihat klasifikasi virus Covid-19 global yang berbeda-beda di setiap negara.
"Mau tidak mau, Indonesia harus menemukan vaksin sendiri," kata Tito di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti dalam keterangan resmi yang disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Bachtiar, Kamis (18/6).
Tito mengatakan, pengembangan vaksin, sarana mutlak pengentasan Covid-19. Namun, ia mengabarkan, membutuhkan waktu yang panjang untuk menemukan vaksin corona. Tito meyampaikan, para ahli yang mengestimasi penemuan vaksin tidak dalam tahun ini.
"Ahli-ahli menyatakan, vaksin Covid-19 baru dapat ditemukan paling cepat pertengahan tahun 2021," ujar Tito.
Jika prediksi pengembangan vaksin tersebut akurat, Tito berspekulasi penanganan Covid-19 bakal tuntas pada 2022. Di Indonesia, Tito mengungkapkan pun pada jalur penemuan vaksinnya sendiri. Kata dia, kebutuhan vaksin di Indonesia nantinya tak sedikit. Mengingat jumlah populasi di Tanah Air yang mencapai 260-an juta jiwa. Covid-19 yang menyerang semua kelompok usia, membutuhkan jenis vaksin yang juga diperuntukan di segala umur.
Tito mengatakan, kondisi tersebut membutuhkan pengembangan, dan produksi vaksin yang massal. Jika vaksin berhasil ditemukan dan diproduksi, minimal, kata Tito dua per tiga dari total populasi harus mendapatkan vaksin. Artinya, kata dia, minimal membutuhkan sekitar 170-an vaksin. Namun, itu pun tak cukup.
Sebab kata Tito, vaksinasi peredam virus, tak jarang dilakukan dua kali terhadap satu orang. Jika itu yang terjadi, menurut Tito, pengembangan dan vaksin di dalam negeri, membutuhkan produksi dua kali lipat dari kebutuhan minimal.
"Paling tidak harus 170-an juta penduduk Indonesia harus divaksin. Dan kalau satu orang perlu dua ampul (vaksinasi pertama, dan kedua), berarti ada 340 juta vaksin yang diperlukan," jelasnya.
Di Indonesia, penemuan dan produksi vaksin, belum menuntaskan persoalan. Karena, kata dia, distribusi vaksin agar bisa dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, membutuhkan kerja ekstra. "Sehingga, skenarionya kalau vaksin paling cepat ditemukan 2021, artinya masalah Covid-19 ini baru dapat diselesaikan pada tahun 2022. Itu skenario paling cepat," ujar Tito.
Indonesia, salah satu negara dengan tingkat penyebaran virus corona yang masif. Sampai Kamis (18/6), tercatat pasien terpapar Covid-19 mencapai 42,7 ribu jiwa. Angka tersebut, terbanyak di negara-negara Asia Tenggara. Angka kematian akibat corona di Indonesia, pun sudah mencapai 2.339 korban. Sedangkan yang sembuh berjumlah 16,7 ribu.