REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menilai kembalinya wilayahnya menjadi zona kuning dari sebelumnya zona biru, disebabkan massifnya tes swab yang dilakukan. Sampel yang lebih banyak membuat kasus yang ditemukan terus bertambah.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya dikarenakan tes swab yang dilakukan lebih massif. Namun, ia menyebut tak seluruh wilayah di Garut masuk zona kuning. Sebab, penyebaran Covid-19 hanya terfokus di beberapa wilayah.
"Meski zona kuning, tapi penyebarannya hanya di beberapa kampung. Yang lainnya bisa saja biru dan hijau," kata dia, Kamis (18/6).
Ia mengatakan, ditetapkannya Kabupaten Garut menjadi zona kuning juga tak memiliki dasar yang kuat. Sebab, hingga saat ini pelaksanaan tes di Garut belum sampai 1 persen dari total penduduk, sehingga belum sepenuhnya menentukan zona. Namun, dengan adanya tes yang lebih massif, dasar menentukannya akan menjadi lebih kuat.
Menurut dia, hingga saat ini sudah dilakukan tes swab kepada lebih dari 2000 orang. "Mudah-mudahan bisa sampai 3.000. Apalagi saat ini sudah bisa memeriksa tes swab di RSUD dr Slamet dengan kapasitas 30 sampel per hari," kata dia.
Dengan adanya tes massif, Helmi mengatakan, akan diketahui kurva yang sesungguhnya dan pola penyebaran Covid-19 di Garut. Dengan begitu, penanganannya dapat dilakukan lebih maksimal.
Hingga data hingga Rabu (16/6), jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut mencapai 25 orang. Sebanyak tujuh orang masih dalam pengawasan, 15 orang sembuh, dan tiga orang meninggal dunia.