REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Upaya penataan dan pemeliharaan Taman Hutan Raya (Tahura) dilakukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Tahura Kota Depok dengan merancang berbagai program. Salah satunya, menjadikan kawasan pelestarian alam yang berlokasi di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok ini sebagai objek wisata berkonsep ekowisata.
"Sudah ada wacana Tahura Kota Depok akan berkonsep ekowisata. Jadi, ke depan Tahura ini bersifat konservasi. Ada nilai edukasi, juga ada pariwisatanya," ujar Kepala UPTD Tahura Kota Depok, Purnomo Sujudi di Balai Kota Depok, Rabu (17/6).
Menurut Purnomo, selain itu, pihaknya telah merancang penataan dan penentuan zonasi dari Tahura tersebut. Seperti, kawasan konservasi dan budidaya tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
"Kami sedang menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan penataan Tahura yang akan diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tentunya mengacu pada ketentuan yang ada. Misalnya, konservasi, segi keamanan hewan yang ada di dalam yang harus kita pikirkan," jelasnya.
Dia menambahkan, hal ini merupakan simultan pembangunan, yaitu memikirkan konservasi, namun tidak mengesampingkan estetika. "Untuk tahap awal ini, kami telah melakukan renovasi pagar pembatas salah satu Cagar Alam tertua di Indonesia ini secara bertahap. Mudah-mudahan rencana ini berjalan dengan baik, sehingga diharapkan keberadaan Tahura Kota Depok bisa lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," harap Purnomo.
Diungkapkan Purnomo, saat ini, pihaknya sudah mulai melakukan renovasi terhadap pagar pembatas Tahura Kota Depok. "Ini sebagai upaya pengamanan aset. Kami lakukan pemugaran pada Tahura Kota Depok secara bertahap. Untuk tahap pertama ini, sudah dikerjakan sepanjang kurang lebih 30-40 meter dengan tinggi dua meter," ungkapnya.
Di menegaskan, untuk pemagaran tahap kedua dan selanjutnya, akan dievaluasi lebih lanjut. Mengingat, adanya perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di tengan pandemi Covid-19.
"Kami menggunakan anggaran pemeliharaan. Untuk pemagaran total dengan panjang 700 sampai 800 meter ini, setidaknya kami membutuhkan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Akan kita lihat kemampuan dari APBD Kota Depok ke depan. Mungkin paling cepat tahun 2021, tetapi belum bisa kami pastikan," ucap Purnomo.