Rabu 17 Jun 2020 17:12 WIB

Pilkada Digelar 2020, Angka Partisipasi Diprediksi Turun

Diperkirakan, pelaksanaan Pilkada nanti masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo
Foto: Antara
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memperkirakan angka partisipasi masyarakat dalam mengikuti pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 bakal turun jika Pilkada tetap diselenggarakan pada Desember 2020. Diperkirakan, pelaksanaan Pilkada nanti masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

Wali Kota memperkirakan, sebagian masyarakat tidak akan berangkat ke tempat pemungutan suara (TPS) karena khawatir dengan kondisi kesehatan mereka di tengah pandemi Covid-19.

"Bisa jadi turun. Karena banyak masyarakat yang benar-benar tidak mau keluar rumah. Jangankan untuk nyoblos ke TPS, ke pasar saja tidak mau," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Dia juga memperkirakan, sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak akan maksimal seperti pilkada-pilkada sebelumnya. Sebab, dalam kondisi pandemi akan sulit melakukan pertemuan umum secara terbuka maupun tertutup. Meskipun sosialisasi bisa dilakukan melalui media sosial, tetapi media tersebut lebih menyasar ke anak muda dan sebagian orang tua.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo juga memperkirakan angka partisipasi turun dan angka golput meningkat jika Pilkada tetap diselenggarakan tahun ini. Sebab, saat ini konsentrasi pemerintah daerah lebih pada percepatan penanganan pandemi Covid-19.

"Saya perkirakan juga akan berpengaruh pada tingkat partisipasi aktif para pemilih. Secara otomatis jumlah partisipasi aktif pemilih akan berkurang. Jangan salahkan kalau banyak yang golput," ucapnya.

Secara terpisah, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Nurul Sutarti, menyebut target partisipasi pemilih dalam pemilihan wali kota (Pilwalkot) 2020 sebesar 77,5 persen. Angka tersebut merujuk capaian partisipasi Pilwakot pada 2005 yang sebesar 76 persen. Angka partisipasi sempat turun pada Pilwakot 2010 menjadi 71 persen, sedangkan Pilwakot 2015 naik lagi menjadi 74 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement