Selasa 16 Jun 2020 18:52 WIB

GTPP Minta RS Ikut Telusuri Kontak Pasien Covid-19

Penelusuran kontak Pasien Covid-19 harus berkoordinasi dengan Dinkes

Pasien Covid-19 (Ilustrasi). Anggota Tim Pakar Laboratorium dan Riset Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Budiman Bela mengatakan rumah sakit harus ikut berperan membantu penanganan epidemiologi melalui penelusuran kontak pasien COVID-19.
Foto: Abdan Syakura/Republika
Pasien Covid-19 (Ilustrasi). Anggota Tim Pakar Laboratorium dan Riset Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Budiman Bela mengatakan rumah sakit harus ikut berperan membantu penanganan epidemiologi melalui penelusuran kontak pasien COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Tim Pakar Laboratorium dan Riset Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Budiman Bela mengatakan rumah sakit harus ikut berperan membantu penanganan epidemiologi melalui penelusuran kontak pasien COVID-19.

"Rumah sakit bisa membantu dengan turun ke masyarakat, setidaknya berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan puskesmas untuk menelusuri kontak pasien COVID-19," kata Budiman dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang diikuti melalui akun Youtube BNPB Indonesia di Jakarta, Selasa (16/6).

Budiman mengatakan jumlah spesimen COVID-19 yang diperiksa setiap hari saat ini masih fluktuatif. Padahal, jumlah laboratorium yang bisa memeriksa spesimen sudah cukup banyak.

Karena itu, pasokan spesimen dari lapangan melalui penelusuran kontak pasien COVID-19 harus semakin agresif, terutama bagi seseorang yang mungkin terinfeksi tetap tidak terindentifikasi.

Pelaksana Tugas Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Prof Abdul Kadir mengatakan potensi laboratorium yang ada saat ini mampu memeriksa hingga 30.900 spesimen per hari.

"Pemerintah menargetkan pemeriksaan 20.000 spesimen per hari. Kalau tidak melakukan penelusuran kontak secara agresif, tidak akan bisa. Karena itu, perlu kerja sama banyak pihak dalam melakukan penelusuran kontak," kata Kadir.

Kadir mengatakan realisasi pemeriksaan spesimen saat ini paling banyak masih 19 ribuan per hari. Dengan potensi laboratorium yang mampu memeriksa hingga 30.900 spesimen per hari, berarti masih ada 10 ribu potensi yang belum maksimal.

Selain pasokan spesimen dari lapangan, jam kerja laboratorium yang hanya enam jam per hari dan beberapa laboratorium yang libur saat Minggu juga menjadi salah satu penyebab pemeriksaan spesimen COVID-19 belum optimal.

Karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan akan mengoptimalkan kinerja laboratorium yang ada dengan memperpanjang jam kerja hingga 12 jam per hari dan menambah tenaga laboratorium untuk memeriksa spesimen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement