Senin 15 Jun 2020 17:29 WIB

Pesan Ganjar Pranowo untuk Tiga Daerah Jateng

Ganjar Pranowo minta daerah terus lakukan tracing dan surveilans ketat.

Petugas menggunakan penutup wajah duduk di tempat pembelian tiket saat persiapan pengoperasian KA Kaligung di Stasiun Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Masih ada beberapa daerah di Jateng yang angka kasus Covid-19 masih tinggi.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petugas menggunakan penutup wajah duduk di tempat pembelian tiket saat persiapan pengoperasian KA Kaligung di Stasiun Tegal, Jawa Tengah (Jateng). Masih ada beberapa daerah di Jateng yang angka kasus Covid-19 masih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Bowo Pribadi

Masih tingginya angka persebaran kasus Covid-19 di tiga daerah di Jawa Tengah, membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku masygul. Di tengah persiapan Jawa Tengah untuk terus berlatih dan membiasakan diri dengan penerapan tatanan baru atau new normal, tiga daerah masih menunjukkan fluktuasi kasus yang belum terkendali.

Baca Juga

Ketiga daerah di Jawa Tengah tersebut, masing- masing adalah Kota Semarang, Kabupaten Demak serta Kabupaten Magelang. Sampai dengan hari ini tiga daerah itu masih termasuk dalam zona merah persebaran Covid-19.

Menyikapinya orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut bakal melayangkan surat kepada tiga kepala daerah yang bersangkutan agar lebih memerhatikan lagi kondisi persebaran kasus Covid-19 tersebut. “Saya akan minta tolong, kepada tiga kepala daerah yang bersangkutan, agar semuanya dikencangkan lagi tracing dan sistem deteksi kasusnya,” ungkap dia, di Semarang, Senin (15/6).

Gubernur mengaku, menyusul adanya relaksasi terhadap kegiatan Car Free Day (CFD) justru lebih mengerikan. Karena bisa menjadi pusat kerumunan warga, seperti suasana CFD di Simpang Lima, Kota Semarang yang justru seperti sedang ada kegiatan terpusat.

Menurut Gubernur, kondisi keramaian di arena CFD yang seperti itu tidak bagus. “Maka, tolong jangan abaikan yang seperti ini, jika kasus Covid-19 ingin segera turun di Jawa Tengah,” tandasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, apa yang sudah dilakukan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dengan melakukan tracing ketat hingga rapid test massal dalam jumlah yang banyak tidak menjadi pekerjaan sia-sia. Jangan sampai nanti masyarakat justru tertular karena permasalahan kerumunan massa (orang banyak) yang tak terkendali, seperti di arena CFD tersebut atau di pusat- pusat konsentrasi serta aktivitas warga lainnya.

Dari evaluasi, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Tengah, Ganjar telah membagi ada tiga daerah kabupaten dan kota, ke dalam peta dengan zona warna merah, kuning dan hijau. Khusus kepada daerah yang petanya masuk ke dalam zona merah persebaran Covid-19, Gubernur akan mengirimkan surat kepada bupati dan wali kota masing-masing agar lebih berhati-hati dalam mengendalikan daerahnya.

Dalam surat itu akan ditegaskan agar tidak ada lagi kerumunan warga dalam jumlah yang banyak dan senantiasa melakukan pembatasan kegiatan masyarakat yang berpotensi terhadap risiko penyebaran. Sehingga pengawasan yang lebih ketat bisa dilakukan.

Di luar Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Magelang, daerah seperti Kabupaten Banyumas dan Wonosobo saat ini memasuki zona kuning mendekati hijau. Kota/kabupaten lainnya di Jawa Tengah masih berstatus kuning semua.

Dari tempat-tempat itulah, Gubernur meminta kepada kepala daerah masing-masing untuk berhati-hati. “Kami minta daerah tetap melakukan pelacakan yang lebih giat, serta memperbanyak surveilans. Sehingga akan tahu seberapa banyak yang tertular virus corona,” tegasnya.

Selain CFD, Ganjar juga menginginkan agar pasar seluruhnya ditata paling tidak dalam waktu tiga hari. Ini bukan berarti pasar ditutup tiga hari karena ada kejadian atau ditemukan kasus Covid-19.

Tetapi juga mesti dilakukan penjarangan (penerapan physical distancing) atau menempatkan petugas di pasar untuk khusus mengawasi dan berpatroli setiap saat. Termasuk penyiapan sarana dan prasarana guna mendukung protokol pencegahan.

Gubernur juga meminta agar seluruh laboratorium pemeriksaan hasil tes Corona untuk siap bekerja lebih keras lagi. Sehingga pengujian PCR test bisa dilakukan tidak dalam waktu 2 sampai 3 hari.

Karena masa tunggu hasil uji PCR yang terlalu memakan waktu masih jamak menjadi persoalan dalam upaya mengidentifikasi wilayah persebaran atau kawasan penularan Covid-19. Bahkan kalau bisa hasil tes PCR tersebut satu hari saja. “Jika laboratorium tidak bisa melakukannya dalam waktu satu kali 24 jam, maka menurut saya tidak usah,” katanya.

Berdasarkan data terkini yang diperbarui pada Senin (15/6) pukul 17.00 WIB, terdapat 2.260 kasus positif Covid-19 di Jateng. Dari total kasus, 1.040 masih dirawat, 1.048 sudah sembuh, dan 172 kasus meninggal.

Secara keseluruhan pandemi Covid-19 telah memicu lesunya pertumbuhan ekonomi di Jateng. Pandemi bahkan telah penurunan pertumbuhan ekonomi ini cukup signifikan.

“Karena di kuartal pertama tahun 2020 ini, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tercatat hanya sebesar 2,60 persen dan ini menurun tajam jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun 2019 lalu,” ungkap Ganjar.

Dalam kondisi seperti ini, jelas Ganjar, Jawa Tengah juga masih diharapkan dengan persoalan melesetnya semua target dan rencana daerah yang telah disusun sebelumnya akibat situasi yang sulit masa pandemi. “Ini mengerikan, dan kita semua sudah tahu soal itu. Makanya kita sedang membuat sejumlah skenario karena karena memang kondisi ekonomi sedang tidak terlalu bagus,” tambahnya, usai memimpin rapat percepatan penanganan Covid-19 di gedung A lantai 2 kantor gubernur.

Jawa Tengah, jelasnya, telah melakukan revisi total terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi yang memang tidak menguntungkan tersebut. Salah satu kiat yang bakal digenjot adalah sektor investasi.

Semua yang punya potensi investasi akan didorong dan dibantu dengan kemudahan-kemudahan. Apalagi, investasi tersebut memiliki peluang yang besar untuk bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.

Ia juga menyebut, percepatan investasi dianggap merupakan skenario yang paling cepat untuk bisa membantu memperbaiki kondisi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang sedang terpuruk tersebut. Saat ini, sejumlah perusahaan besar dari luar negeri telah melirik Jawa Tengah sebagai daerah potensial dan mereka juga berencana masuk serta ingin menanamkan investasinya, dalam waktu dekat.

“Kemarin-kemarin masih ada investasi di kawasan industri, masih berjalan dan itu lumayan. Tapi kalau kita mengharapkan target tercapai dalam kondisi yang seperti ini, itu pasti tidak mungkin,” tegasnya.

Selain mengoptimalkan peluang investasi, gubernur juga mengaku telah mendesain APBD tahun 2021 sebagai 'APBD Pertolongan’. Artinya sejumlah program telah disiapkan untuk menyelamatkan sejumlah sektor, termasuk pemulihan ekonomi.

APBD tahun 2021, diharapkan lebih banyak didesain agar bisa diprioritaskan bagi sektir maupun program yang lebih banyak dikerjakan dengan cara padat karya. “Sehingga melalui strategi itu, diharapkan akan bisa membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, yang sedang terdampak oleh pandemi ini,” katanya.

photo
Kemenhub menerbitkan aturan perjalanan transportasi darat pada masa adaptasi baru. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement