REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintahan telah menyediakan layanan bus gratis untuk membantu mengurai penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor. Setidaknya telah terdapat 50 unit bus yang berasal dari Pemerintah DKI Jakarta sebanyak 30 unit, Pemeritah Kota Bogor 10 unit, dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) 10 unit.
Namun, jumlah bus itu tidak mampu mengurai jumlah penumpang KRL. Bahkan, pada Senin (15/6), sampai pukul 11.00 WIB jumlah penumpang malah meningkat empat persen atau 12.437 pengguna.
"Angka ini bertambah empat persen dibanding Senin (8/6) lalu. Pengguna mengantre hingga ke selasar dari area parkir stasiun," kata Vice President Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba saat dihubungi, Senin.
Meskipun meningkat, Anne mengatakan antrean di Satasiun Bogor berlangsung tertib, mengalir, dan penumpang mengikuti marka dan arahan petugas untuk jaga jarak. Anne mengatakan, waktu yang dibutuhkan calon pengguna untuk mengantre telah berkurang hingga rata-rata di bawah 30 menit.
"PT KCI juga menyediakan loket portabel tambahan untuk melayani transaksi Tiket Harian Berjaminan di area parkir Stasiun Bogor," kata Anne.
Selain di Stasiun Bogor, Anne menerangkan, antrean tertib dan mengalir juga dibarengi di stasiun-stasiun lain, seperti Stasiun Cilebut, Bojonggede, dan Rangkasbitung. Dia menyatakan, pihaknya terus berupaya meneggakan protokol kesehatan.
"Seluruh stasiun yang melayani KRL sepekan ini memang terus memaksimalkan upaya mengatur antrean dengan membuat skema zona antrean dan menambah marka di stasiun," jelas dia.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (persero) Didiek Hartantyo yang meninjau penumpang di Stasiun Bogor mengungkapkan rasa terima kasih ke pengguna KRL. Sebab, para pengguna KRL telah mengikuti antrean dengan sangat tertib.
"Inilah adaptasi yang senantiasa kita upayakan di masa transisi ini. Terima kasih pula untuk dukungan dari TNI, Polri, dan pemerintah sehingga kita dapat menyediakan layanan transportasi publik sesuai protokol kesehatan pada masyarakat," ungkap Didiek.