REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang
Hari ini, Senin (15/6) akan menjadi awal dibukanya kembali pusat perbelanjaan moderen atau mal di Jakarta pada masa pandemi Covid-19. Pengelola mal menyiapkan prosedur protokol kesehatan yang ketat sesuai arahan dan aturan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta selama PSBB transisi.
Salah satunya terlihat di Lippo Mal Puri yang terletak di Jakarta Barat. Berdasarkan pantauan Republika di lokasi tersebut, Ahad (14/6), hanya terdapat satu pintu masuk yang dapat digunakan pengunjung untuk memasuki mal itu, yakni di Skybridge Lobby 1.
Saat berada di pintu masuk itu, seluruh pengunjung akan diperiksa suhu tubuhnya oleh sekuriti dengan menggunakan thermo gun. Petugas keamanan itu pun tampak mengenakan masker dan pelindung wajah (face shield) serta sarung tangan.
Bagi pengunjung yang suhu badannya normal atau di bawah 37,5 derajat Celcius diizinkan untuk masuk area mal dan diberi tanda dengan stiker khusus. Stiker itu akan ditempelkan di bagian tubuh pengunjung yang mudah terlihat, seperti lengan maupun dada.
Sementara itu, pengunjung yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celcius, maka dilarang masuk. Pihak pengelola pun sedang menyiapkan thermal scanner otomatis di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh para pengunjung. Mereka pun diwajibkan mengenakan masker selama berada di dalam area mal.
Saat ini, seluruh tenant (penyewa) di mal tersebut belum beroperasi. Hanya tenant makanan serta minuman dan supermarket yang menyajikan keperluan sehari-hari saja yang dibuka.
Meski demikian, para tenant makanan itu juga telah melakukan persiapan jelang pembukaan kembali mal. Berbagai stiker berwarna merah ditempel di seluruh meja yang ada di restoran. Stiker itu sebagai penanda, mana saja meja yang dapat digunakan pengunjung demi menjaga jarak (physical distancing).
Saat hendak menaiki eskalator, pengelola mal juga telah menempelkan tulisan sebagai pengingat untuk menjaga jarak. Setiap pengunjung yang berada di eskalator harus diberi jarak sebanyak dua anak tangga.
Protokol kesehatan yang ketat juga dilakukan oleh pengelola Puri Indah Mal, Jakarta Barat. Para pengunjung yang akan memasuki area mal terlebih dahulu dicek suhu tubuhnya oleh sekuriti yang berjaga di gerbang masuk dengan menggunakan thermo gun. Tak lupa, petugas kemanan itu juga dilengkapi dengan masker, face shield, dan sarung tangan.
Saat tiba di lobi timur mal, pengunjung masih harus mengantre untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jarak antarpengunjung pun tetap diperhatikan. Terdapat stiker berwarna kuning cerah sebagai penanda jarak aman antar pengunjung.
Pada pintu masuk tersebut, terdapat dua tempat cuci tangan. Pengoperasian keran air dilakukan dengan kaki, yakni menginjak suatu pedal yang terdapat di bawah tempat cuci tangan.
Setelah itu, saat berada di pintu masuk mal, pengunjung kembali dicek suhu tubuhnya dengan menggunakan thermal scanner. Alat ini beroperasi dengan sistem face recognition. Pengunjung akan diminta untuk melihat kamera atau alat pendeteksi suhu tubuh tersebut.
Selain protokol kesehatan, di lobi timur Puri Indah Mal juga dijadikan sebagai tempat tunggu para pengunjung maupun pengemudi ojek daring memesan dan menunggu makanan. Tenant makanan dan restoran sudah beroperasi. Namun, saat ini pelayanan dilakukan di lobi timur. Disediakan pula kursi yang telah diberi jarak khusus.
Marketing Communication Puri Indah Mal, Hendri Priatna mengatakan, saat ini pihaknya memang hanya membuka satu pintu masuk-keluar mal, yakni di lobi timur. Namun, saat dibuka kembali besok, seluruh pintu masuk mal itu pun dapat diakses oleh seluruh pengunjung dan pelayanan bagi tempat makan maupun toko penjualan lainnya dapat beroperasi seperti semula.
"Di mal kita ini ada empat pintu masuk, timur, barat, utara dan selatan. Besok semuanya sudah dibuka lagi, tapi hari ini hanya pintu masuk lobi timur yang dibuka," kata Hendri.
Menurut dia, di seluruh pintu masuk akan disediakan dua tempat cuci tangan. Selain itu, adapula handsanitizer yang ditempatkan di sejumlah titik di dalam mal.
Fasilitas seperti eskalator dan lift juga telah dipasangi stiker bagian mana saja yang boleh diinjak. Pada tangga eskalator diberi tanda berbentuk silang dan bulat.
Warna merah pada bentuk silang menunjukan posisi yang tidak boleh ditempati pengunjung. Sedangkan bentuk bulat dan berwarna hijau merupakan posisi berdiri pengunjung selama di eskalator. Setiap pengunjung juga diberi jarak satu anak tangga eskalator.
Sementara itu, di dalam lift mal diberi tanda berupa stiker warna kuning dengan bentuk kotak. Setiap lift hanya boleh diisi empat orang.
"Lift juga sama sudah kita kasih kotak jadi sesuai dengan arahan pemerintah, kita buat seperti itu," ujar Hendri.
Di sisi lain, Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menuturkan, pihak pengelola mal diharapkan dapat melakukan pengawasan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga dapat mencegah penularan virus corona.
"Protokol kesehatan hukumnya wajib dan mutlak di mana saja, harus ada sanksi tegas juga bagi yang tidak patuh demi keselamatan dan kesehatan masyarakat luas," tutur Nirwono, Ahad.
Menurut dia, antusias masyarakat terkait pembukaan kembali mal tersebut cukup tinggi. Sebab, kata dia, hal itu mampu mengobati rasa rindu masyarakat berkunjung ke mal sebagai salah satu bagian kebiasaan masyarakat.
"Bisa dipastikan mulai besok (hari ini) akan diserbu masyarakat beserta keluarganya karena mengobati rasa kangen masyarakat bermain ke mal, karena mal sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat urban," ungkapnya.
Dia pun menilai, langkah pemerintah membuka kembali mal lantaran sebagai salah satu upaya memutar roda perekonomian yang sempat melambat atau berhenti akibat pandemi Covid-19. Dia pun mengimbau masyarakat dapat beradaptasi dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Dia juga berharap agar pemerintah dapat mengawasi pembukaan kembali mal dengan baik. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penularan virus corona.
"Untuk itu pemda tetap harus mengawal dan mengawasi dengan ketat. Jika tidak diantisipasi, mal bisa menjadi pusat kluster baru penyebaran Covid-19," imbuhnya.