Senin 15 Jun 2020 01:11 WIB

MTP Ajak Orangtua dan Pelajar Diet dan Detoks Gadget

Gadget kini seolah menjadi barang yang hampir tak pernah lepas dari tangan pelajar.

Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) saat memberikan pembagian paket bantuan sosial dalam program “MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang kedua bulan Juni 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Ahad (14/6).
Foto: Istimewa
Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) saat memberikan pembagian paket bantuan sosial dalam program “MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang kedua bulan Juni 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Ahad (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut liburan sekolah pada akhir tahun ajaran Juni 2020 ini, orangtua penting untuk memastikan anak-anaknya tidak menghabiskan waktunya bersama gadget. Bahkan, sebaiknya orangtua mengajak anak-anaknya untuk berama-sama diet dan detoks gadget selama liburan kali ini. 

Demikian disampaikan oleh Azimah Subagijo, Ketua Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) saat memberikan pengantar sebelum pembagian paket bantuan sosial dalam program “MTP Peduli Pelajar 2020 gelombang kedua bulan Juni 2020 kepada para orangtua murid dan pelajar, Ahad (14/6).

Lebih jauh Azimah menyampaikan, selama karantina Covid 19 atau PSBB ini, pelajar menjalani pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan gadget. Akibatnya, gadget kini seolah menjadi barang yang hampir tak pernah lepas dari tangan pelajar. Mengingat saat ini guru memberikan tugas bahkan penilaian akhir tahun (PAT) melalui gadget. Sehingga mekipun resminya sekolah jarak jauh ini hanya dari pukul 07.00 sampai pukul 13.00 atau 15.00 WIB, namun tak sedikit pelajar yang menggunakan gadget hingga larut malam dengan alasan mengerjakan PR atau tugas dari sekolah.

“Dari hasil pantauan MTP, tak sedikit pelajar yang menghabiskan waktu aktif layarnya hingga 8-10 jam sehari. Padahal berdasarkan penelitian, terlalu lama berinteraksi dengan gadget akan berdampak negatif bagi seseorang seperti merusak mata, mengganggu waktu istirahat, dan juga rentan terpapar konten negatif seperti kekerasan dan pornografi,” kata Azimah kepada Republika.co.id. 

Untuk itu, Azimah mengajak, para orangtua untuk mengkondisikan anak-anaknya agar mengurangi waktunya bersama gadget maksimal 2 jam/hari. Beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk membatasi penggunaan gadget adalah dengan mengisi waktu anak-anak dengan kegiatan yang lebih produktif seperti berolahraga, membaca buku, membuat hasta karya, beribadah bersama, membersihkan rumah bersama, memasak bersama, dan kegiatan produktif lainnya.

Perhimpunan Masyarakat Tolak Pornografi (MTP) menggelar program “MTP Peduli Pelajar 2020” kali ini merupakan yang kedua setelah pada bulan Mei lalu juga telah sukses melakukan kegiatan serupa. Rencananya kegiatan ini akan dilakukan hingga bulan Agustus 2020 namun dapat diperpanjang jika diperlukan.

Program yang didukung oleh donatur baik secara perorangan maupun lembaga ini merupakan upaya MTP mengajak masyarakat untuk mendukung pelajar agar tetap bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama karantina akibat pandemic Covid 19 dan juga terhindar dari bahaya konten negatif dari gadget seperti pornografi. Mengingat dalam setiap kali pemberian paket bantuan sosial kepada keluarga pelajar ini, MTP juga memberikan penuluhan tentang Diet dan Detoks Gadget dan Penyadaran Bahaya Pornografi baik secara langsung maupun melalui buku bacaan.

Dalam program MTP Peduli kali ini, MTP menyalurkan donasi antara lain dari IIPG, dan beberapa donatur perorangan  berupa paket bantuan sosial (bansos) yang terdiri dari bahan kebutuhan pokok, nasi kotak (khusus hari jumat) dan juga buku sejak tanggal 12-14 Juni 2020.

“Alhamdulillah pada gelombang kedua ini, telah disalurkan 130 paket bansos kepada keluarga pelajar dari  SD Jatipadang 01 Pagi, SMPN 41 Jakarta, SMAN 28 Jakarta dan juga beberapa keluarga dari pekerja informal maupun ojek online yang tinggal di sekitar sekretariat MTP. Semoga pada bulan Juli dan Agustus ada lebih banyak lagi masyarakat yang berkontribusi dan merasakan manfaat dari program MTP Peduli Pelajar ini,” pungkas Azimah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement