Ahad 14 Jun 2020 21:02 WIB

Penyuluh Kota Palopo Integrasi Pertanian Lintas Sektoral

Empat program integrasi dalam kegiatan penyuluh pertanian dengan protokol New Normal

Penyuluh pertanian BPP Wara Timur di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan saat ini fokus melakukan integrasi kegiatan namun tetap mematuhi Protokol Kesehatan pada fase Normal Baru (New Normal).
Foto: BPPSDMP Kementan
Penyuluh pertanian BPP Wara Timur di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan saat ini fokus melakukan integrasi kegiatan namun tetap mematuhi Protokol Kesehatan pada fase Normal Baru (New Normal).

REPUBLIKA.CO.ID, PALOPO -- Penyuluh pertanian BPP Wara Timur di Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan saat ini fokus melakukan integrasi kegiatan namun tetap mematuhi Protokol Kesehatan pada fase Normal Baru (New Normal). Integrasi tersebut termasuk program pangan keluarga, imunitas tubuh tangkal virus Corona, penghijauan kota dan sosialisasi keluarga berencana. 

Keempat program kegiatan lintas sektoral dilaksanakan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kecamatan Wara Timur. Pengembangan lahan percontohan berupa Demplot Pekarangan Pangan Lestari (P2L); Demplot Tanaman Obat Keluarga (Toga) berdampingan dengan Lorong Hijau dan Lorong Keluarga Berencana (KB). 

Koordinator BPP Wara Timur, Iswari Gunartiningsih menggandeng Kelompok Wanita Tani [KWT] Patiware di Kelurahan Salotellue mengembangkan P2L yang difasilitasi anggaran pemerintah pusat (APBN) dengan pembuatan rumah bibit dan Demplot oleh KWT yang ditunjuk. 

"Komoditas Demplot P2L adalah sayuran seperti kol, sawi, selada, pacoi, cabe, daun seledri, tomat , terong, bayam dan kangkung. Demplot Toga bertujuan meningkatkan imunitas tubuh warga dari konsumsi empon-empon" kata Iswari Gunartiningsih melalui pernyataan tertulis yang dihimpun Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP Kementan).

Dia menambahkan bahwa Demplot Toga didanai swadaya dari Biaya Operasional Penyuluh (BOP) karena dilaksanakan setelah pandemi Covid-19. "Sekiranya dirancang sebelum terjadi pandemi, tentunya akan memiliki sumber pembiayaan.

Pendampingan oleh penyuluh, menurut Iswari, diawali pengusulan Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL), pembuatan proposal, penyuluhan budidaya tanaman sehat seperti bimbingan pembuatan pestisida nabati, pupuk kompos, mol, pengendalian hama dan penyakit, model penanaman dan pola tanam.

"Hasil produksi dikembangkan menjadi produk olahan seperti abon cabai, kripik sayuran dan singkong dari P2L, sementara pemasaran hasil dilakukan setelah memenuhi kebutuhan anggota KWT, untuk dijual ke penjual sayuran keliling maupun pasar tradisional," kata Iswari G.

Program Lorong Hijau yang memanfaatkan anggaran daerah (APBD) diapresiasi oleh Walikota Palopo HM Judas Amir, saat berkunjung belum lama ini. Walikota mengingatkan penyuluh BPP Wara Timur untuk menambah volume serta memperluas cakupan agar lebih dikenal melalui perlombaan Lorong Hijau.

"Walikota sangat senang dan memuji kinerja penyuluh, karena realisasi kegiatan sebagai fakta yang berbicara, berarti penyuluh memang bekerja keras," kata Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Pemkot Palopo, Andi Bachtiar.

Terkait Lorong KB, menurut Andi Bachtiar, adalah kegiatan nasional penyuluh KB yang terintegrasi dengan semua dinas lingkup Pemkot Palopo, maka pihaknya memfasilitasi pengadaan bibit, polybag, tanah, pupuk dan pestisida melalui dana APBD, sementara penyuluh pertanian di BPP Wara Timur melakukan pembinaan budidaya tanaman.

Penyuluh Pusat di Kementerian Pertanian RI, Wellyana, selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian Provinsi Sulawesi Selatan mengatakan bahwa kinerja BPP Wara Timur sebagai bukti telah melaksanakan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, "jangan biarkan sejengkal tanah menganggur."

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi sangat mengapresiasi kerja keras dan kinerja penyuluh untuk tetap mendampingi petani, karena lokasi pertanian adalah zona hijau dan sehat bagi tubuh setelah terpapar matahari pagi meningkatkan imunitas tubuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement