REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Bupati Bone Bolango Hamim Pou mengaku kerepotan membiayai penanggulangan dampak Covid-19 dan bencana banjir bandang yang melanda daerah tersebut. Meski tengah dilanda bencana banjir, Bupati mengingatkan agar masyarakat tetap menjalani protokol kesehatan.
"Saat ini Kabupaten Bone Bolango sedang mendapat ujian yang berat, belum juga pandemi Covid-19 berakhir, kita dihadapkan dengan bencana banjir bandang yang terjadi di tujuh kecamatan," ujarnya di Gorontalo, Sabtu (13/6).
Hamim menjelaskan jika tugas dari pemerintah daerah bertambah, dimana saat ini sedang menangani Covid-19, dihadapkan dengan banjir bandang yang berdampak pada sekitar 12 ribu jiwa. Banjir bandang merusak sejumlah infrastruktur, lahan pertanian serta rumah warga.
"Saya minta semua warga tidak abai pada protokol kesehatan. Justru ini rawan bertambahnya kasus Covid-19," kata Hamim Pou.
Dia memperkirakan pasien Covid-19 di daerah itu bisa saja bertambah jika warga tidak patuh dalam menerapkan protokol kesehatan. "Anggaran daerah pun terkuras untuk tiga hal saat ini, Covid-19, banjir serta Pilkada," kata dia, lagi.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 43 desa/ kelurahan di Kota Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, terdampak banjir sejak Kamis (11/6) kemarin. Kepala BPBD Provinsi Gorontalo, Sumarwoto mengatakan bahwa banjir meliputi desa-desa di Kecamatan Suwawa, Suwawa Timur, Suwawa Tengah, Kabila, Suwawa Selatan, Suwawa Tengah, Bone, dan Botupinggedi Kabupaten Bone Bolango. Selain itu, banjir juga terjadi di Kelurahan Bugis, Ipilo, Padebuolo, Talumolo, Tenda, dan Botu di Kota Gorontalo
Menurut data BPBD pada Jumat (12/6) kemafrin, banjir berdampak pada 5.250 orang di Kelurahan Bugis, 2.358 orang di Kelurahan Ipilo, 400 orang di Kelurahan Padebuolo, 750 orang di Kelurahan Talumolo, 4.010 orang di Kelurahan Tenda, dan1.000 orang di Kelurahan Botu. Banjir yang terjadi akibat luapan air Sungai Bonetersebut membuat sebagian warga mengungsi ke tempat-tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah.