REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur segera menyambut kembalinya para santri seusai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penyiapan pesantren tangguh pun terus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar lingkungan pesantren aman dari penyebaran Covid-19 .
Kini, sudah cukup banyak pesantren di kabupaten/kota di Jatim yang sudah disiapkan sebagai pesantren tangguh bersama TNI - Polri, juga pemerintah provinsi. Diawali Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Pondok Pesantren Darussalam Gontor, Pondok Pesantren Darul Ulum Garsempal Omben Sampang.
Selanjutnya, Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, juga Pondok Pesantren Al - Falah Jeblog Talun Blitar, dan sebagainya. Tetapi peran dan inisiatif pondok pesantrenlah yang paling menentukan percepatan berdirinya pesantren tangguh ini.
Pondok pesantren tersebut telah menyiapkan kondisi pesantrennya aman dari penyebaran virus corona. Mulai dari kebersihan, penyiapan layanan kesehatan, penerapan protokol kesehatan, hingga protokol kegiatan belajar mengajar di pesantren selama masa pandemi.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, 21 persen total pesantren di Indonesia ada di Jawa Timur. Satu pesantren ada yang santrinya mencapai puluhan ribu. Sebut saja Pesantren Lirboyo, jumlah santrinya mencapai 28 ribu. Demikian pula Pondok Pesantren Gontor.
Sehingga jelang kembalinya santri belajar di pesantren, maka sangat penting dilakukan penyiapan protokol kesehatan, apakah disebut Pesantren Tangguh atau lainnya. Menurut dia, masa pandemi seperti ini, penularan virusnya sangat cepat dan terjadi dalam bentuk droplet atau percikan yang vaksinnya hingga sekarang belum ditemukan.
Maka pencegahan yang paling efektif adalah kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. "Kami terus mendorong pesantren-pesantren di Jatim untuk disiapkan protokol kesehatan yang baik yang secara umum kami sebut sebagai pesantren tangguh," kata Gubernur Khofifah, usai menghadiri peresmian pesantren tangguh di Pesantren Darul Ulum Gersempal Omben- Sampang, Rabu (10/6).
Dalam penyiapan pesantren tangguh ini, gubernur berkesempatan 'sowan' langsung pada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dan Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Fadil Imran dan juga Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah, Sabtu (6/6).
Lebih lanjut mantan Menteri Sosial RI ini mendukung digagasnya Pondok Pesantren Tangguh di berbagai pondok pesantren. Ia berharap agar pondok pesantren benar-benar aman dari penyebaran virus Covid-19.
Serta dapat mencegah penyakit menular lainnya. "Kami berharap makin hari makin banyak pesantren yang akan menjadi role model pesantren tangguh terutama di tengah pandemi. Namun kami ingin model Pesantren Tangguh ini nantinya berkelanjutan," kata Khofifah.
Karenanya, ada tiga item penerapan wajib di Pesantren Tangguh. Yang pertama, Pesantren Sehat. Pesantren diharapkan mulai akrab dan tegas dalam menerapkan protokol kesehatan. Mulai dari menggunakan masker, dan juga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan menggunakan air mengalir dan dengan sabun.
Adapun kedua adalah pesantren bersih. Yaitu pesantren mengupayakan santrinya untuk terbiasa mencuci tangan dengan air mengalir dan memperbanyak akses cuci tangan dan sanitasinya terus ditingkatkan.
"Dan ketiga adalah pesantren TOPP. Ini akronim dari tanaman obat pondok pesantren. Jadi kami ingin agar pengembangan tanaman obat juga dilakukan lebih masif di pesantren untuk mewujudkan ketahanan pengobatan tradisional di lingkup pesanteen," kata wanita yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini.
Dengan tiga item ini ditegakkan di Pesantren Tangguh, maka diharapkan juga bisa diterapkan di pondok pesantren lain di Jatim. Bahkan tidak menutup kemungkinan, bisa menjadi inspirasi bagi pesantren di provinsi yang lain.
Sebagai dukungan penerapan new normal di lingkungan pesantren, Gubernur Khofifah sudah menyiapkan bantuan guna mendukung pesantren tangguh untuk bisa menegakkan protokol kesehatan. Gubernur akan memberikan bantuan alat perlindungan diri (APD) ke setiap poskestren di Jatim dengan total 34.650 buah.
Bantuan APD itu untuk 1.286 pondok yang di dalamnya terdapat poskestren. Selain itu, Pemprov Jatim juga akan membagikan vitamin C pada santri dengan total bantuan sebanyak 92.836 blister. Juga untuk untuk ustaz dan ustazah sebanyak 52.759 blister.
Masker juga menjadi item yang juga akan didistribusikan pada pondok pesantren yang siap untuk menyambut santrinya untuk memulai kegiatan belajar dan mengaji. Total bantuan masker yang akan disalurkan ke pondok pesantren sebanyak 464.182 buah untuk santri, dan sebanyak 52.759 buah untuk ustaz dan ustazah.
Bantuan berupa tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah pun akan didistribusikan ke ponpes. Juga sebanyak 981.122 botol hand sanitizers untuk santri dan ustaz ustazah yang ada di pesantren-pesantren di Jatim.
Tak ketinggalan, agar pondok pesantren bisa selalu terjaga untuk kebersihannya dari virus, Pemprov Jatim juga akan menyebar sprayer dan desinfektan. Penyemprotannya diharapkan akan dilakukan oleh warga sekitar melalui program cash for work.
Terakhir, bagi para ustaz dan ustazah juga disiapkan bantuan sembako. Mereka adalah ustaz dan ustazah yang bermukim. Total ada sebanyak 44.845 orang ustaz dan ustazah yang akan mendapat bantuan sembako.
“Bantuan ini kami rencanakan untuk mendukung penegakan protokol kesehatan. Agar setiap pesantren bisa melakukan persiapan untuk dimulainya proses belajar mengajar di pesantren,” kata Khofifah.
Dengan begitu, Khofifah berharap kegiatan belajar mengajar santri di pesantren bisa tetap terjaga dan aman dari penyebaran pandemi Covid-19.