Kamis 11 Jun 2020 17:40 WIB

Harga Bawang Merah di Papua Meroket Rp 100.000 per Kilogram

Harga bawang merah di Papua Barat meroket karena tingginya di tingkat distributor.

Harga bawang merah di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada sepekan terakhir melonjak hingga mencapai Rp 100.000/kg (Foto: ilustrasi pedagang bawang merah)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Harga bawang merah di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada sepekan terakhir melonjak hingga mencapai Rp 100.000/kg (Foto: ilustrasi pedagang bawang merah)

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Harga bawang merah di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada sepekan terakhir meroket hingga mencapai Rp 100.000/kg. Para pedagang mengaku tidak punya pilihan lain selain menaikkan harga lantaran harga di tingkat distributor sudah mengalami kenaikan.

“Bawang merah kita jual 1 kilo 100 ribu karena kita ambil di distributor sudah 95 ribu,“ ujar Waidah, seorang pedagang bumbu dapur di kompleks Pasar Soyar, Wasior, Kamis (11/6).

Baca Juga

Bawang merah, bawang putih, serta tomat memang sedang langka di kota Wasior dalam beberapa hari terakhir. Hal itu terjadi akibat dari pembatasan arus transportasi terutama transportasi laut oleh pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Bawang putih dan sejumlah bahan kebutuhan pokok di daerah ini pun mengalami lonjakan harga. Untuk bawang putih di pasar tradisional Wasior dijual bervariasi antara Rp 90.000-95.000/kg.

Pada saat situasi masih normal bawang merah dan putih dijual antara Rp 50.000-55.000/kg. Komoditas lain yang juga ikut melambung harganya adalah tomat, dari Rp 25.000/kg naik menjadi Rp 50.000/kg dalam beberapa hari terakhir

Pemkab Wondama sendiri selama satu bulan terakhir melarang KM Margareth dan KM Ekspress Bahari, dua kapal penumpang yang rutin melayani rute Manokwari-Wasior PP. Alhasil pasokan barang kebutuhan pokok ke Wondama menjadi terganggu.

“Tidak ada kapal masuk jadi stok kosong makanya harga naik, “ ujar Waidah.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Teluk Wondama, Ekbertson Karubuy, menyebutkan, terhentinya transportasi laut termasuk kapal Pelni akibat pandemi Covid-19. Hal ini telah berdampak besar terutama ketersediaan sejumlah komiditi bapok di Wondama.

“Kalau beras, minyak goreng, tepung dan lainnya itu masih aman karena dibawa tol laut tapi bawang, telur dan bumbu-bumbu itu tidak bisa naik kapal tol karena kontainernya panas jadi pasti rusak. Kita harap dari Manokwari tapi kapal tidak jalan. Selama ini para pedagang sendiri yang kumpul uang baru mereka sewa kapal kayu untuk bawa barang dari Manokwari. Itu yang buat harga jadi naik karena stok yang masuk terbatas,“ ucap Ekber.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement