REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut tak jadi melanjutkan karantina mandiri di Kampung Baeud, Desa Samida, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut setelah melakukan tes swab massal. Hal itu dilakukan lantaran sempat ada penolakan dari warga untuk melakukan tes swab.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, karantina mandiri yang dilaksanakan di Kampung Baeud sejak Jumat (29/5) akan diakhiri pada Jumat (12/6). Syaratnya, seluruh warga di kampung itu harus menjalani tes swab massal yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19."Insya Allah karantina wilayah akan dibuka. Tapi warga harus menerapkan protokol kesehatan," kata dia saat memantau pelaksanaan tes swab massal di Kampung Baeud, Kamis (11/6).
Sebelumnya diberitakan, karantina mandiri di Kampung Baeud rencananya akan dilanjut selama 14 hari. Namun terjadi penolakan oleh warga. Karena itu, Helmi memutuskan karantina mandiri tak akan dilanjut.
Jika dari hasik tes swab massal ditemukan ada warga yang positif Covid-19, ia mengatakan, hanya warga itu yang akan dibawa ke rumah sakit untuk menjalani isolasi. Sementara warga yang negatif dipersilakan kembali beraktivitas. "Namun semua harus diperiksa, agar ada kepastiannya. Warga tak perlu takut," kata dia.
Helmi mengatakan, tes swab massal yang dilakukan di Kampung Baeud merupakan program Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Jabar). Sebab, di kampung itu terdapat delapan orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dalam tes swab massal itu, ditargetkan 1.000 orang warga dapat diperiksa.
Lantaran merupakan program Provinsi Jabar, hasil tes akan dapat diketahui dengan cepat. "Hasilnya bisa satu hari. Mudah-mudahan negatif semua. Masyarakat semua saya harap periksa, jadi kita bisa tahu daerah ini sudah aman," kata dia.