Kamis 11 Jun 2020 14:30 WIB

RSA UGM Buka Gedung Khusus Penanggulangan Covid-19

Selama masa pandemi jumlah pasien non Covid-19 menurun drastis

Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM
Foto: rsa.ugm.ac.id
Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM membuka secara resmi membuka  operasional pemanfaatan dua gedung baru untuk penanggulangan Covid-19 di DIY. Pembukaan ini secara simbolis dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur RSA UGM dan disaksikan oleh Dewan Pengawas RSA beserta kepala Desa dan Kepala Dukuh, Desa Trihanggo, Gamping, Sleman.

Direktur RSA UGM Arif Budiyanto, mengatakan gedung baru ini telah dilakukan serah terima penyelesaian pembangunannya lewat kementerian PUPR pada senin (8/6) lalu. Proses pengerjaan gedung selama 37 hari tersebut dilakukan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di DIY. “Dua gedung ini dibangun cepat karena krisis wabah Covid. Bisa diselesaikan 37 hari,” katanya dalam siaran pers, Kamis (11/6).

Ia menyebutkan sebelum adanya gedung baru ini, RSA menggunakan dua lantai di salah satu gedung untuk merawat pasien Covid-19. Adanya gedung baru ini, kata Arif, penanganan pasien Covid-19 dilakukan terpisah bahkan pelayanannya secara terpadu. “Pelayanan one stop service dari pendaftaran, rontgen, apotek, di situ satu tempat sehingga untuk pasien non-Covid-19 lebih aman saat berobat ke RSA,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Arief mengakui bahwa selama masa pandemi jumlah pasien non Covid-19 yang berobat ke RSA menurun drastis dikarenakan ada kekhawatiran tertular Covid-19. Olah kerana itu, pihaknya berencana akan membuka pelayanan pengobatan secara online atau telemedicine. “Krisis (bencana Covid-19) mengajarkan kita untuk melakukan inovasi,” ujarnya.

Ketua Dewan Pengawas RSA UGM Prof Djagal Wiseso Marseno mengatakan RSA merupakan salah satu dari 32 yang ditunjuk pemerintah untuk menanggulangi penularan penyebaran Covid-19. Keberadaan gedung baru ini menurutnya bisa mendukung program pemerintah untuk memerangi Covid. “Bencana ini adalah perang kemanusiaan, dari beberapa hal, kita lebih baik dari negara lain dalam menangani Covid-19,” katanya.

Djagal menyebutkan bila di awal pandemi ini, rasio jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dan yang sembuh mencapai 50 persen namun semakin ke sini jumlahnya menurun hingga 13 persen, “Semakin hari semakin kecil dari sebelumnya. Pasien yang mendapat perawatan pun semakin membaik dan banyak yang sembuh,” paparnya.

Sementara Kepala Desa Trihanggo, Herman Budi Pramono menuturkan menyampaikan apresiasi kepada RSA yang memiliki komitmen dalam penanggulangan Covid-19 di DIY. Meski pembangunan gedung baru ini sempat mendapat kekhawatiran dari masyarakat sekitar. “Sempat tersiar kabar RSA khusus menangani Covid-19, warga sempat resah. Namun setelah disosialisiakan bahwa ada pemisahan dimana pengobatan khusus dari pasien Covid-19 dan non Covid-19, semua bisa menerima," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement