REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Produksi bawang merah di wilayah Jawa Timur (Jatim) pada Juni 2020 diprediksi turun dari potensi total pada semester I/2020 sebesar 174.516 ton. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan lahan serta sejumlah hama di beberapa daerah.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan potensi produksi didasarkan pada luas panen pada Januari sampai Juni 2020 seluas 19.426 hektare dari total luas tanam 24.534 hektare. Luasan ini tersebar di 32 kabupaten dan kota.
Ia mencatat, luas tanam terbesar di Jatim ada di Kabupaten Nganjuk seluas 7.074 hektare dengan potensi luas panen sebesar 3.360 hektare dan produksi sebesar 36.287 ton. Kemudian, luas tanam disusul Kabupaten Sampang dengan luas tanam 3.728 hektare, luas panen 2.673 hektare dan produksi 17.342 ton.
Kemudian Kabupaten Probolinggo luas tanam 3.527 hektare, potensi luas panen 3.847 hektare dan produksi 31.900 ton. Lalu Kabupaten Bojonegoro luas tanam 2.395 hektare dengan potensi luas panen 2.382 hektare dan produksi 41.191 ton.
"Berdasarkan catatan hasil pantauan tanaman tegakan, penurunan luas lahan di sejumlah daerah terjadi Oktober 2019 sampai Maret 2020, dengan tingkat lebih dari 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya, Rabu (10/6).
Daerah yang mengalami penurunan masing-masing di Kabupaten Ponorogo, Kediri, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Bojonegoro, Tuban Sampang dan Sumenep.
"Dari catatan itu, produksi bawang merah di Jawa Timur pada Juni 2020 diprediksi turun," katanya.
Alasan lain turunnya produksi yakni karena serangan ulat bawang dan penyakit bercak ungu dengan perkirakan potensi menurun sebesar 23,5 persen. Penurunan akibat penyakit ini terutama terjadi di Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Malang, Banyuwangi, Bondowoso, Pasuruan, Malang, Magetan, Lamongan, Sampang dan Sumenep.
"Memang puncak panen terjadi pada Januari sampai April, namun dengan catatan tersebut akan menurun pada Mei hingga Juni 2020," katanya.