Rabu 10 Jun 2020 20:18 WIB

Cegah Covid-19 dan Stunting, Sukabumi Gencarkan Makan Ikan

Gerakan memasyarakat makan ikan diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan anggota DPR RI drh Slamet menggencarkan kembali gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, Rabu (10/6).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan anggota DPR RI drh Slamet menggencarkan kembali gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, Rabu (10/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah yang menjadi target gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan). Khususnya dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Gerakan ini misalnya dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) anggota Komisi IV DPR drh Slamet dengan membagikan 3,5 ton ikan segar dan 1.000 Sarden Kaleng kepada warga Sukabumi, Rabu (10/6). 

Ikan dipilih karena merupakan salah satu asupan gizi yang kaya protein dan omega 3 yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat guna mencegah penularan COVID-19. Seperti diketahui, periode Juni-Oktober 2020, KKP bekerjasama dengan mitra kerja Komisi IV DPR RI melakukan kegiatan perluasan Gemarikan berupa bantuan ikan/olahan ikan di 110 lokasi yang tersebar 21 provinsi. 

"Kegiatan dalam rangka penanganan stunting, penyerapan produk UKM/pembudidaya/nelayan dan penanggulangan Covid-19," ujar anggota Komisi IV DPR RI drh Slamet kepada wartawan di Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Slamet menyampaikan bahwa sosialisasi gemarikan ini ingin membantu program pemerintah bagaimana masyarakat makan ikan karena protein yang murah. Bantuan ini dimaksudkan untuk asupan protein ikan yang dapat meningkatkan imunitas masyarakat sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit Covid-19.

Apalagi Kabupaten Sukabumi punya laut. Ke depan masalah pemahaman dan promosi pemerintah bagaimana pentingnya makan ikan, karena berdampak kecerdasan anak menuju generasi emas di 2045. Sehingga kampanye gemarikan akan disebarkan secara luas.

Direktur Pengolahan dan Bina Mutu KKP Trisna Ningsih mengatakan, Sukabumi merupakan salah satu target lokasi intervensi stunting khususnya di Kabupaten Sukabumi. Di mana angka stunting Kabupaten Sukabumi pada 2019 sebesar 37,6 persen lebih tinggi dari Provinsi Jabar sebesar 29,9 persen.

Total bantuan ikan segar dan olahan ikan sebanyak 1.000 paket yang dibagikan kepada warga Kabupaten Sukabumi 500 paket dan warga Kota Sukabumi 500 paket. Rinciannya 1.000 paket gemarikan tersebut masing-masing berisi 4 jenis ikan dan 1 jenis olahan per paket terdiri dari 1 kiogram ikan layang, 1 kilogram ikan tongkol, 1 kilogram ikan kembung, 1/2 kilogram cumi dan 1 pcs ikan sarden kaleng ukuran 425 gram. Dalam rangka mencegah penularan Covid-19, pada kegiatan ini juga dibagikan sebanyak 5.000 pcs masker ayo makan ikan untuk lawan Covid-19.

"Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjaga kesehatan keluarga, perlu kembali mengkampanyekan gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan)," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Apalagi, konsumsi ikan dapat meningkatkan daya tahan dan menyehatkan warga di masa pandemi.

Sehingga kata Fahmi, pemkot bersyukur kementerian melalui anggota DPR RI menggelar safari Gemarikan dengan menyalurkan 3,5 ton ikan segar dan 1.000 paket sarden ikan. Targetnya langkah ini mampu meningkatkan daya tahan warga Kota/Kabupaten Sukabumi di tengah pandemi.

Dengan gerakan Gemarikan akan berubah level 2 zona biru menjadi level 1 zona hijau. "Saya ucapkan terimakasih karena KKP dan anggota DPR RI Komisi IV, Drh Slamet memberikan dukungan dan harapanya Sukabumi cepat pulih," cetus dia.

Pemkot juga lanjut Fahmi, sudah membuat surat edaran dan perwal agar warga makan makanan berbahan dasar ikan. Program ini sejalan dengan pemerintah pusat dalam kerangka menjemput Indonesia emas harus didukung kualitas SDM dengan pemberian makan dari ikan.n riga nurul iman 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement