Rabu 10 Jun 2020 18:38 WIB

Jokowi Ingatkan Gelombang Kedua Ancaman Corona

Jokowi optimistis tantangan ini bisa dikendalikan dengan baik.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak untuk waspada terhadap ancaman terus terjadinya kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Bahkan, semua pihak diminta siaga adanya gelombang kedua penyebaran virus ini.

Jokowi mengatakan, tugas besar pemerintah belum berakhir. "Ancaman Covid-19 masih ada, kondisinya masih dinamis, memang ada daerah yang kasus barunya turun, ada juga daerah yang nihil, tetapi ada juga daerah yang kasus barunya meningkat. Perlu saya ingatkan, jangan sampai terjadi gelombang kedua yang terjadi lonjakan (kasus)," ujarnya saat mengunjungi kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (10/6). 

Jokowi mengaku, akan terus mengingatkan persoalan ini kepada semua pihak. Situasi seperti ini, kata dia, akan terus terjadi sampai vaksin Covid-19 bisa ditemukan dan kemudian bisa digunakan secara  efektif. 

Jokowi menyadari, untuk menemukan vaksin masih membutuhkan waltktu karena harus melalui proses uji klinis, uji lapangan, kemudian baru diproduksi. Oleh karena itu, kata dia, semua pihak harus beradaptasi dengan Covid-19, meskipun itu bukan berarti menyerah melainkan melakukan kebiasaan baru yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. 

Sehingga, masyarakat akhirnya bisa produktif dan aman dari penularan Covid-19. "Tatanan baru (new normal) harus dilakukan dengan hati-hati, merujuk pada data dan fakta lapangan seperti yang disampaikan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19," ujarnya. 

Karena itu, dia mengingatkan pemerintah sebelum memutuskan new normal harus melalui tahapan-tahapan yang ketat dan hati-hati. Jangan sampai kesalahan memutuskannya mengakibatkan terjadi kenaikan kasus di sebuah daerah karena tahapan-tahapan tidak dikerjakan dengan baik. 

Karena itu, dia meminta, pemerintah melakukan beberapa hal. Pertama yaitu perlunya prakondisi yang ketat, yang paling penting adalah sosialisasi masyarakat secara masif mengenai penggunaan masker, jaga jarak, cuci tangan, jangan berkumpul di kerumunan, hingga keramaian yang terlalu padat. 

Dia percaya, jika sosialisasi ini terus disampaikan akan diikuti masyarakat dengan simulasi yang baik. Sehingga saat masuk dalam tatanan normal baru, Jokowi optimistis, kedisiplinan warga sudah betul-betul siap. 

Kedua, terkait penentuan waktu new mormal. Jokowi menegaskan, penentuan waktu diterapkannya kebijakan ini menjadi faktor penting. Perhitungannya harus tepat, kalkulasi, hitungannya, berdasarkan data dan fakta di lapangan yang ada. 

"Jadi saya ingatkan juga pada daerah sudah ingin memasuki normal baru bisa bicarakan terlebih dahulu dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Gugus Tugas ini memiliki data dan pergerakan hingga faktanya seperti apa," ujarnya.

Di satu sisi, Jokowimengingatkan, pentingnya konsolidasi dan korporasi pemerintah pusat dan daerah tingkat provinsi, kabupaten, kta sampai tingkat rukun warga (RW). Dia juga meminta, pemerintah daerah perkuat koordinasi di internal forum pimpinan daerah (forpimda). 

Selain itu, semua elemen masyarakat bergotong royong dan bersinergi menyelesaikan peroslan besar ini. "Jangan sampai lengah. Perlu saya ingatkan jika dalam perkembangannya ditemukan perkembangan kasus baru, kenaikan kasus maka kami lakukan pengetatan atau penutupan kembali," ujarnya. 

Pihaknya optimistis, tantangan ini bisa dikendalikan dengan baik dengan harapan bisa menyelesaikan persoalan ini dalam waktu sesingkat-singkatnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement