Rabu 10 Jun 2020 13:15 WIB

Kemenristek/BRIN Bentuk Tim Pengembangan Vaksin Covid-19

Tim pengembangan vaksin Covid-19 dibentuk agar tidak tertinggal negara lain

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan telah membentuk tim pengembangan vaksin.

"Saat ini kita sedang membentuk tim pengembangan vaksin nasional yang anggotanya tidak hanya Kemenristek/BRIN tapi juga mengikutsertakan Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan karena nantinya yang imunisasi adalah Kemenkes, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian," kata Bambang, dalam keterangannya, Rabu (10/6).

Ia mengatakan, langkah ini memiliki tujuan untuk mendapatkan vaksin dalam waktu relatif cepat agar tidak tertinggal dibanding negara lain. "Kemudian kita juga mengembangkan vaksin dari Indonesia sendiri yang kita harapkan akan efektif terutama untuk virus yang beredar di Indonesia," kata dia menambahkan.

Pengembangan vaksin untuk strain virus Covid-19 dalam negeri juga diperlukan karena berdasarkan whole genome sequencing atau pengurutan menyeluruh dari gen virus yang ada di Indonesia, strain virus Covid-19 yang menyebar masuk dalam tiga belas strain virus. Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman saat ini sudah mengumpulkan tujuh whole genome sequencing dari Covid-19 di Jabodetabek.

Sementara itu, Universitas Airlangga (Unair) sudah mengumpulkan enam whole genome sequencing dari episentrum atau pusat wabah Covid-19 di Surabaya dan sekitarnya. Dari total tiga belas whole genome sequencing ini, baru dua strain yang diidentifikasi sebagai strain Covid-19 yang beredar di Eropa. Sebelas strain sisanya masih dilabeli others atau masih belum masuk kategori yang dikenali oleh GISAID, yaitu bank data influenza dan coronavirus dunia.

Kemenristek/BRIN saat ini melakukan pengembangan vaksin secara paralel atau bersamaan. Strategi utama pengembangan vaksin dilakukan dengan mendukung dan mendanai LBM Eijkman dalam mengembangkan vaksin untuk strain Covid-19 yang hanya menyebar di Indonesia.

"Saat ini sedang dalam tahap untuk mengidentifikasi protein yang nantinya diujicobakan terhadap virusnya dan kelebihan dari metode ini adalah kita hanya melakukan pengembangan vaksin yang berbasis virus yang beredar di Indonesia, baik di Litbangkes maupun di Eijkman. Kalau kita bisa menemukan vaksin dari pendekatan ini, hampir pasti ini akan ampuh terhadap virus yang beredar di Indonesia," kata dia lagi.

Selain itu, pemerintah juga mengembangkan vaksin dengan bekerjasama dengan negara lain. Negara yang bekerjasama dengan Indonesia sejauh ini adalah Cina dan Korea Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement