REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penumpukan calon penumpang kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bogor masih terjadi pada Selasa (9/6) pagi yakni hari kerja kedua bagi pegawai perkantoran di Jakarta. Meskipun antrean cukup panjang tapi lebih dinamis daripada antrean pada Senin (8/6) kemarin.
Dari pantauan di Stasiun Bogor, penumpukan penumpang tampak ramai mulai sekitar pukul 05.30 WIB, karena penumpang yang akan naik ke KRL dibatasi jumlahnya, yakni sekitar 80 orang per gerbong. Rangkaian, KRL trayek Bogor-Jakarta adalah delapan hingga 12 gerbong.
Antrean calon penumpang, tampak cukup panjang, mulai dari depan pintu tempat tap tiket sampai ke halaman depan dan lorong tempat calon penumpang menuju stasiun Bogor menuju ke pintu tap.
Sementara itu, setelah penumpang masuk melalui pintu tap di bagian dalam masih mengantri juga yakni di lorong bagian dalam menuju ke peron tempat naik ke kereta. Petugas di Stasiun Bogor, baik petugas keamanan maupun pengawai stasiun tampak mengarahkan calon penumpang.
Calon penumpang, setelah berada di peron, ketika KRL tiba, penumpang di dalam langsung turun dan calon penumpang langsung naik. Dalam waktu sekitar dua menit, KRL tersebut langsung berjalan kembali menuju ke Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanah Abang.
Guna mengatasi, penumpukan lebih lama, pengelola KRL mengoperasikan KRL lebih intensif yakni pemberangkatan kereta setiap lima menit. Calon penumpang KRL di Stasiun Bogor, Widya (35), menuturkan dirinya bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, bekerja mulai pukul 08.00 sampai 15.30 WIB, mulai Senin lalu.
Widya menuturkan, dirinya harus mengantre sekitar 30 menit sampai pada antrean di dalam menuju ke peron. Pegawai Stasiun Bogor, Yudi, menuturkan, penumpang KRL dibatasi hanya 80 orang per gerbong untuk menerapkan aturan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak fisik. Penumpang KRL juga wajib memakai masker. "Ini aturan dari pusat di Jakarta," kata Widya.