Selasa 09 Jun 2020 06:43 WIB

Isu RS Sedang Banyak Duit yang meresahkan

Masyarakat dihimbau tidak terprovokasi isu RS sedang banyak duit

Gubernur Sulsel mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi isu yang menyesatkan. Foto tenaga kesehatan sedang mengambil sampel untuk test covid-19 (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Gubernur Sulsel mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi isu yang menyesatkan. Foto tenaga kesehatan sedang mengambil sampel untuk test covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyesatkan mengenai penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit. Isu rumah sakit banyak duit, atau sengaja menerima pasien COVID-19  agar dapat duit, merebak di masyarakat.

"Saya minta masyarakat jangan mudah terprovokasi, apalagi isu-isu yang disebarkan itu menyesatkan, bahwa rumah sakit sekarang banyak duit, sengaja menerima COVID-COVID supaya bisa dapat duit banyak. Itu keliru, nggak ada itu," kata Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar, Selasa (9/6).

Menurut dia, isu yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab itu, sangat tidak sesuai dengan fakta. Pasalnya, sampai saat ini tenaga kesehatan belum bisa bersama keluarga di rumah karena fokus menangani pasien COVID-19.

"Tenaga medis kita, dokter kita, tanya saja, tidak sesuai dengan isu-isu yang disebarkan. Kasihan mereka, dokter, tenaga medis kita, para perawat kita, harus berpisah dengan keluarga menghadapi sebuah tantangan yang tidak ringan. Ini menghadapi wabah pandemi seperti ini, itu nyawa taruhannya. Tapi mereka tetap mau berkorban untuk kita semua," ujarnya.

Ia menambahkan sampai saat ini pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota terus berupaya untuk sama-sama mengatasi pandemi COVID-19. "Sekali lagi saya sampaikan, masyarakat harus lebih menyadari bahwa pemerintah sekarang berusaha keras untuk memutus mata rantai penularan COVID-19," katanya.

Selain itu, pemerintah juga harus bekerja keras membangun ekonomi dan persiapan kehidupan normal baru. "Membangun ekonomi kita kembali, kita menuju kepada 'new normal', iya tentu tidak akan sama seperti sebelum-sebelumnya. Kita boleh bekerja, yang sehat di luar, yang sakit di rumah, tapi yang sehat pun dengan protokol kesehatan yang ketat," sebutnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement