REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan tahapan pemulihan pascapandemi Covid-19, yang mencakup upaya penanggulangan penyakit dan penerapan protokol kesehatan dalam pemulihan aktivitas ekonomi. Setidaknya ada lima tahapan bakal diterapkan, diawali dengan penyelesaian masalah atau kasus positif Covid-19.
Menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta kesehatan masyarakat merupakan bagian paling penting dalam pelaksanaan tahapan pemulihan dan kebangkitan pascapandemi Covid-19.
"Yang sulit adalah menentukan kerangka waktu untuk pelaksanaan setiap tahapan saat kondisi kasus di Yogyakarta belum bisa dipastikan meskipun dalam beberapa pekan tidak ada kasus baru. Yang positif berasal dari pasien dalam pengawasan (PDP)," katanya Senin (8/6).
Pemerintah Kota berhati-hati dalam menentukan kebijakan dalam upaya menghindari lonjakan kasus Covid-19 usai pelonggaran kebijakan sebagaimana yang terjadi di negara lain. "Saat ini, protokol baru untuk berbagai aktivitas sedang disusun karena masyarakat mulai aktif kembali melakukan berbagai kegiatan di luar rumah," kata Heroe.
Pemerintah kota, menurut dia, akan menggelar uji coba protokol baru secara terbatas untuk memastikan tidak ada celah dan kelemahan dalam pelaksanaannya.
"Kalau pun nanti ada pembukaan aktivitas di masyarakat, maka akan dilakukan bertahap. Karena jika muncul masalah maka bisa langsung dilokalisir, tidak meluas kemana-mana,"katanya.
Setelah penanganan kasus, penyusunan protokol, dan uji coba penerapan protokol, ia menjelaskan, tahapan berikutnya adalah menjalankan gerakan "Jogja untuk Jogja" untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berdasarkan prinsip saling menghidupi antar sesama warga Kota Yogyakarta.
"Misalnya membeli produk lokal dari Yogyakarta. Tujuannya, supaya kehidupan ekonomi berkembang. Namun protokol baru yang sudah ditetapkan juga harus dilanjutkan,"katanya.
Tahapan pemulihan berikutnya adalah menjalankan "Jogja untuk Semua", memulihkan berbagai aktivitas di Yogyakarta secara lebih luas namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
"Kami sudah melakukan berbagai pertemuan dengan pelaku usaha, mulai dari Kadin dan PHRI. Dimungkinkan ada promosi bersama, bahkan pemberian insentif yang berimplikasi pada produktivitas,"kata Heroe.
Mengenai pendanaan, Heroe mengatakan, pemerintah kota masih terus memutar otak untuk membiayai pewujudan berbagai rencana pemulihan tersebut, khususnya di bidang ekonomi, karena pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta juga menurun cukup banyak.
"Dari hitungan kami, potensi pendapatan hilang sekitar Rp 300 miliar sampai Juni. Kalau kondisi seperti ini berlangsung lebih lama misalnya sampai Juli, Agustus, atau September maka ada potensi pendapatan yang hilang sekitar Rp 100 miliar lagi,"katanya.