Ahad 07 Jun 2020 03:15 WIB

80 Persen Orang Terinfeksi Corona tak Bergejala

Kenaikan kasus baru positif Covid-19 tertinggi terjadi di Jawa Timur.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.
Foto: @BNPB_Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkap, 80 persen orang yang terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) tidak menunjukkan gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Karena itu, masyarakat diminta menjaga jarak dan memakai masker wajah untuk melindungi diri dari penularan virus itu.

"Dari data yang kami himpun, 80 persen orang yang terinfeksi Covid-19 tidak memiliki gejala apapun dan keluhan apapun. Sehingga, dia merasa tidak membawa virus ini atau baik-baik saja," ujarnya saat konferensi pers virtual akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (6/6). 

Tentu saja, dia melanjutkan, ini semakin memudahkan risiko menularkan virus. Ia menjelaskan, Covid-19 berasal dari virus dan ditularkan dari orang yang sakit kepada orang yang rentan tertular yaitu melalui penularan partikel kecil air liur (droplet) kemudian ditularkan melalui saluran pernapasan. Artinya, ia menyebutkan, orang yang sakit atau terinfeksi pasti ditemukan virus ini di sepanjang dinding pernapasan, mulai dari rongga hidung, rongga tenggrokan, sampai paru-parunya.

Kemudian, dia melanjutkan, virus ini dikeluarkan saat penderitanya batuk dan bersin, berbicara lewat droplet. Pihaknya mencatat data bahwa droplet penderita Covid-19 bisa sampai sejauh satu meter. Artinya, siapapun yang berada kurang dari 1 meter dan tergolong kelompok rentan yang tidak terlindungi maka bisa tertular virus ini.

Virus ini, menurut dia, juga menempel di permukaan benda di fasilitas umum. Ketika orang sakit itu menyentuh benda kemudian disentuh orang lain. Kemudian ketika tangan-tangan yang sudah tercemar ini memegang hidung, mata, mulut masing-masing maka sangat memungkinkan terjadinya penularan. 

"Oleh karena itu kita harus menjaga jarak dan harus menjadi kebiasaan. Kita harus melindungi diri dengan masker wajah," ujarnya.

Masker yang benar, kata dia, adalah yang menutup hidung dan mulut. Menurutnya, orang yang memakai masker wajah dengan benar bisa mengendalikan risiko penularan apabila berada di sekitar orang tidak dikenal dan membawa virus ini.

Kebiasaan lainnya yang juga tak kalah penting adalah mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Ini penting dilakukan karena tubuhnya mengandung lemak yang mudah sekali hancur ketika terkena detergen.

Ia meminta, kebiasaan ini dilakukan tidak hanya di rumah, sekitar rumah, melainkan juga lingkungan saat bekerja, belajar, hingga tempat umum."Dengan cara seperti ini kita masih tetap aman. Ini menjaga tetap amandan produktif," ujarnya.

Sebelumnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona SARS-CoV2 (Covid-19) mencatat jumlah kasus baru yang positif terinfeksi virus bertambah 993 orang, sehingga totalnya menjadi 30.514 orang hingga  Sabtu (6/6). Kenaikan kasus baru positif Covid-19 tertinggi terjadi di Jawa Timur (Jatim).

Yuri mengaku, pihaknya telah melakukan pemeriksaan 13.095 spesimen, baik pemeriksaan realtime Polymerase Chain Reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM). "Sehingga total ada 394.086 spesimen yang diuji. Dari pemeriksaan itu, kasus positif bertambah sebanyak 993 orang per hari ini, sehingga totalnya 30.514 orang," ujarnya saat konferensi pers virtual akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (6/6). 

Sementara itu, dia menyebutkan, pasien yang meninggal dunia sebanyak 1.801 jiwa atau bertambah 31 orang dibandingkan kemarin. Jika dilihat lebih detil, ucap dia, kenaikan tertinggi kasus baru positif pada hari ini berasal dari pemeriksaan di Jatim sebanyak 286 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement