Sabtu 06 Jun 2020 17:19 WIB

Menko PMK Percepat Tes PCR Covid-19

Percepatan pengujian spesimen akan sukses dengan adanya relawan

Tenaga kesehatan berpakaian pelindung diri mengambil spesimen lendir warga yang membayar untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
Foto: ANTARA/FB Anggoro
Tenaga kesehatan berpakaian pelindung diri mengambil spesimen lendir warga yang membayar untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berkoordinasi dengan lembaga/kementerian terkait untuk mempercepat tes cepat Covid-19 metode polymerase chain reaction (PCR).

Muhadjir mengaku optimistis target Presiden Joko Widodo agar pengujian spesimen bisa mencapai 10 ribu per hari dapat terwujud. Bahkan untuk saat ini yang perlu disiapkan adalah untuk mencapai target 30 ribu per hari.

"Kalau kita lihat untuk mencapai 20 ribu tidak begitu sulit. Karena per 6 Mei itu sudah tercatat 13.333 tes yang bisa dilakukan. Sehingga ini saya kira bukan hal mustahil. Malah seharusnya kita bisa memikirkan bagaimana mencapai target 30 ribu," kata dia saat memberikan arahan dalam rapat koordinasi secara virtual, Sabtu (6/6)

Dia mengatakan percepatan pengujian spesimen akan sukses dengan adanya relawan. Maka dia menekankan agar Kemendikbud, Kemenkes dan Kemenristek untuk bisa menggerakkan secara masif perekrutan relawan khususnya untuk tingkat magister S-2 dibidang kesehatan masyarakat, keperawatan dan mikrobiologi molekurel.

"Kalau ini bisa dilakukan saya optimis," katanya.

Muhadjir mengatakan Kemenko PMK juga mengkoordinasikan kementerian dan lembaga agar proses pelacakan diperbanyak agar kasus Covid-19 dapat dilacak penyebarannya secara cepat.

Dia juga meminta agar tim peneliti vaksin Covid-19 yang dibidangi oleh Kemenristek/BRIN terus dimotivasi dan didukung proses kerjanya agar bisa menghasilkan vaksin secara cepat demi kemandirian bangsa.

"Kalau kita bisa memotivasi mereka, mereka bisa bekerja dengan semangat dan syukur-syukur kalau kita bisa lebih duluan menemukan vaksin. Kalau kita gagal mempercepat penemuan vaksin pasar itu akan dijarah produsen luar negeri. Ini sangat bagus kalau kita hindari ruang itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement