REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar rapid tes dioptimalkan sehingga memenuhi standar World Health Organization (WHO). Pemerintah nantinya menetapkan target maksimal hingga 30 ribu tes per hari.
“Tapi bukan berarti bahwa apa yang kita lakukan selama ini tidak valid, tetapi akan kita lebih pertajam agar keputusan kita bisa betul-betul lebih tepat,” ujar Menko PMK Muhadjir Effendy usai ratas kemarin.
Untuk memenuhi standar WHO, Muhadjir mengatakan, pemerintah nantinya menetapkan target maksimal hingga 30 ribu tes per harinya sesuai dengan rasio jumlah penduduk. Saat ini, pemerintah sudah memenuhi tes 20 ribu per hari
"Untuk bisa melakukan tes sebanyak 20 ribu harus ada tracing. Jadi tracing-nya harus lebih dari itu. Biasanya tracing yang kemudian berlanjut dengan tes itu mungkin tidak sampai seperlima,” jelas dia.
Muhadjir mengatakan pelacakan yang dilakukan pun harus detil sehingga dapat memutus rantai penyebaran covid-19. Karena itu, pemerintah akan merekrut mahasiswa sebagai sukarelawan, khususnya mahasiswa jurusan kebidanan, keperawatan, kesehatan masyarakat.
Sedangkan untuk mempercepat pemeriksaan tes, pemerintah juga akan merekrut relawan dari mahasiswa S2 jurusan mikrobiologi dan magister kesehatan masyarakat. Muhadjir berharap, dengan adanya relawan dapat mengoptimalkan proses pemeriksaan tes covid-19.
“Kalau itu bisa kita rekrut, itu akan mengurangi beban dari laboran yang selama ini bekerja. Karena kita berharap mesin-mesin PCR yang ada itu bisa kita optimalkan jam kerjanya dan itu membutuhkan tenaga, mestinya harus ada tenaga shift, harus digilir, sehingga seandainya tidak bisa 24 jam, ya 22 jam lah alat-alat itu bisa bekerja,” kata Muhadjir.