REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Krisis ekonomi yang muncul dari pandemi Covid-19 harusnya dapat disikapi dengan cara bergotong-royong. Lalu, di saat kelonggaran terhadap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah diperlakukan, warga masyarakat diminta untuk lebih taat mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah.
“Yang perlu dikembangkan saat ini adalah budaya gotong royong dan kebersamaan. Mari kita bahu-membahu untuk membangkitkan bangsa ini dari keterpurukan ekonomi,” kata John N. Palinggi, ketua harian Bisma — Wadah Kerukunan Antarmat Beragama di Jakarta, Kamis (4/6).
Menyikapi fase new normal, John mengajak semua pihak untuk dapat melakukan perubahan perilaku. Salah satunya, kata dia, menghentikan perilaku menghina orang lain, apalagi pemimpin bangsa.
"Jangan merasa diri paling hebat. Mungkin saja ada kekurangan dalam kebijakan pemerintah dan aplikasinya. Ya, kasih masukan saja. Bukan malah menghina-hina lewat media sosial dan lainnya. Tuhan marah kepada orang yang gemar mencaci-maki sesamanya," ujarnya.
Ia mengatakan pada fase new normal ini sesungguhnya menjadi upaya pemerintah dalam menyeimbangkan antara ketaatan masyarakat pada protokol kesehatan dengan mencoba memutar pelan-pelan roda perekonomian. Jadi, memberi kelonggaran untuk menstimulasi perekonomian menuju normal.
"Saya melihat selama pandemi Covid-19, Presiden dan seluruh jajarannya telah berupaya keras menerapkan kebijakan-kebijakan strategis. Meski dicerca dan dihina, so far semuanya berjalan baik dan efektif,” kata pria yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia ini