REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan manajemen data terkait virus corona saat ini telah diperbaiki agar menjadi satu data. Sehingga data yang dilaporkan pun dapat dilakukan secara real time, baik dari laboratorium maupun gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di daerah.
“Yang berkaitan dengan satu data, seperti yang sudah saya sampaikan dalam ratas hari Selasa yang lalu bahwa manajemen untuk satu data ini sudah mulai diperbaiki sehingga kita nantinya bisa melaporkan secara real time dari laboratorium, dari gugus tugas yang ada di daerah-daerah,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/6).
Jokowi berharap, setelah manajemen data terpusat di satu pintu, maka pengambilan keputusan dan kebijakan terkait Covid-19 ini pun dapat lebih akurat dan tepat.
“Sehingga dalam mengambil keputusan kebijakan bisa tepat, dan akurat. Untuk itu sekali lagi saya minta pintunya betul-betul hanya satu,” ucapnya.
Jokowi juga ingin agar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 fokus dan berkonsentrasi ke sejumlah wilayah dengan angka penyebaran masih tinggi. Tercatat tiga provinsi yang laju penyebarannya masih tinggi yakni Jawa Timur (Jatim), Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
“Tolong ini jadi perhatian khusus, sehingga angka penyebarannya bisa kita tekan lebh turun lagi,” kata dia.
Pada Rabu (3/6) malam, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengumumkan tambahan penambahan 172 pasien positif Covid-19 di Jatim. Sehingga total pasien positif Covid-19 Jatim sebanyak 5.310 orang.
Selain itu, lanjut Khofifah, kemarin juga terjadi penambahan delapan pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia. Sehingga, total pasien positif Covid-19 Jatim yang meninggal dunia sebanyak 437 orang.
Khofifah juga mengungkapkan adanya penambahan 292 pasien positif Covid-19 yang terkonversi negatif atau sembuh. Sehingga, total pasien positif Covid-19 yang sembuh di Jatim mencapai 1.091 orang. Sementara itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 6.876 orang, dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 25.081.