Rabu 03 Jun 2020 05:34 WIB

Jatim Tembus 5.000 Kasus Covid-19, Banyak Anak-Anak Tertular

Jatim saat ini menjadi penyumbang terbanyak kasus baru Covid-19 secara nasional.

Seorang anak di Jawa Timur menjalani tes cepat (rapid test) Covid-19. (ilustrasi)
Foto: Pelindo III
Seorang anak di Jawa Timur menjalani tes cepat (rapid test) Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dadang Kurnia, Sapto Andika Candra

Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada Selasa (2/6) menembus angka psikologis 5.000 kasus positif Covid-19. Dengan tambahan 194 kasus baru, total pasien positif di Jatim 5.132 orang.

Baca Juga

Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, jumlah pasien meninggal juga masih bertambah, yakni sebanyak 11 pasien. Secara keseluruhan, pasien positif Covid-19 yang meninggal sebanyak 429 orang atau setara 8,36 persen dari total kasus.

Namun, selain catatan di atas, ada statistik menggemberikan dari Jatim. Khofifah pada Selasa malam juga mengungkapkan adanya tambahan 100 pasien positif Covid-19 yang terkonversi negatif atau sembuh.

Catatan penambahan pasien sembuh pada Selasa menjadi catatan harian tertinggi semenjak wabah Covid-19 melanda Jatim. Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 yang sembuh di Jatim mencapai 799 orang atau setara 15,57 persen.

"Terus meningkatnya angka kesembuhan di Jatim ini berkat kerja keras tim tenaga kesehatan di 38 kabupaten/ kota. Perang melawan Covid-19 ini belum berakhir, jadi kepada masyarakat dimohon tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (2/6).

Khofifah berharap, pasien yang sembuh tersebut dapat turut serta mengkampanyekan dan mengedukasi masyakarat terkait protokol pencegahan penularan Covid-19. Menurutnya, akan lain ceritanya jika para penyintas Covid-19 ini yang mengedukasi masyarakat. Karena referensi dalam proses tersebut berasal dari pengalaman pribadi.

"Kita harus gotong royong menyelesaikan wabah ini. Tidak bisa hanya pemerintah atau tim tenaga kesehatan saja. Tapi semua elemen masyarakat punya kewajiban yang sama," ujar Khofifah.

Kemudian untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah menjadi 6.754 orang. Di mana yang saat ini masih diawasi sebanyak 3.214 pasien atau setara 47,88 persen dari total PDP. Jumlah orang dalam pemantauan atau ODP kini sebanyak 24.923 orang, dan yang masih dalam pantauan sebanyak 4.108 orang atau 16.40 persen dari total ODP.

Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr. Kohar Hari Santoso mengungkapkan adanya 50 bayi di bawah lima tahun (balita) yang tertular Covid di wilayah setempat. Perinciannya 22 anak berjenis kelamin laki-laki, dan 28 anak berjenis kelamin perempuan.

"Ketularannya yang paling banyak memang dari orang tuanya. Tapi ada juga yang orang tuanya negatif. Artinya tertular dari pengasuhnya," ujar Kohar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (2/6).

Kehar melanjutkan, jika kelompok umur anak-anak yang terpapar Covid-19 tersebut dinaikkan menjadi umur 0 hingga 9 tahun, jumlahnya lebih banyak lagi. Yakni, mencapai 130 anak. Perinciannya, 71 anak berjenis kelamin laki-laki dan 59 anak berjenis kelamin perempuan. Dari total pasien anak tersebut, kata Kohar, ada satu pasien yang meninggal dunia.

"Di antaranya itu ada satu yang meninggal. Umurnya 1,5 tahun. Tapi itu kebetulan juga ada demam berdarahnya," ujar Kohar.

Kohar mengingatkan, di tengah pandemi Covid-19 ini pola pengasuhan anak memang membutuhkan perhatian lebih. Jika anak tersebut diasuh oleh pengasuh, yang itu tidak tinggal satu rumah, maka pengasuh tersebut harus benar-benar dipastikan melaksanakan protokol pencegahan penularan Covid-19. Yakni dengan mengenakan masker, rajin mencuci tangan, dan sebagainya.

"Tolong diwajibkan pakai masker, cuci tangan, cara memberikan makanannya juga harus diperhatikan. Jadi pemberian permakanannya juga diperhatikan," kata Kohar.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr. Joni Wahyuhadi mengungkapkan, Virus Covid-19 adalah jenis virus yang penularannya sangat cepat. Tidak perduli siapa pun, kata Joni, bagi mereka yang bersentuhan dengan pasien terpapar Covid-19, bisa dipastikan akan tertular.

"Ini virus yang sangat menular tidak perduli siapa pun. Dekat pasti ditulari. Jadi sangat menular. Kita dipermudah oleh tuhan untuk tidak tertular dengan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan penuhi protokol kesehatan lainnya," kata Joni.

Secara nasional, Jatim saat ini menjadi epicentrum penularan Covid-19. Dari tambahan 609 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia selama 24 jam terakhir, Jatim menyumbang 213 kasus. Per Selasa (2/6), jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air sebanyak 27.549 orang.

Sumbangan kasus positif Covid-19 dari Jatim pada Selasa memang melonjak tinggi setelah kasus di Jatim sempat menurun pada Senin (1/6) kemarin dengan penambahan hanya 65 kasus. Provinsi Papua di peringkat kedua sebagai daerah dengan penambahan tertinggi, yakni 94 kasus dalam sehari.

DKI Jakarta justru mencatatkan penurunan, dengan penambahan 'hanya' 60 kasus dalam satu hari. Angka ini menurun separuh lebih dari penambahan kasus di DKI Jakarta pada Senin (1/6) yakni 137 kasus.

Penambahan kasus tertinggi selanjutnya adalah Sulawesi Selatan dengan 44 orang dan Sumatra Selatan dengan 24 orang. Kedua provinsi tersebut meski mengalami penambahan kasus cukup tinggi, namun mengalami penurunan dibanding satu hari sebelumnya.

"Kemudian ada empat provinsi yang laporkan ada 1 kasus positif dan 11 provinsi yang hari ini tidak ada penambahan kasus sama sekali," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Selasa (2/6).

photo
Presiden Joko Widodo dan New Normal (Ilustrasi) - (republika/mgrol100)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement