REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan, Pengendalian dan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan HM Muslim mengatakan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan memanfaatkan asrama haji Banjarbaru sebagai tempat karantina khusus pasien Covid-19.
Menurut Muslim di Banjarbaru, Selasa (2/6) petang, saat ini pihaknya terus berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien Covid-19 termasuk memberikan tempat yang nyaman dan aman.
"Kami terus berupaya untuk memanfaatkan fasilitas pemerintah termasuk gedung, yang memiliki akses yang nyaman dan aman bagi para pasien untuk mengikuti prosedur perawatan," katanya.
Bila jumlah pasien Covid-19 terus bertambah, maka tidak menutup kemungkinan tim gugus akan menambah fasilitas gedung karantina.
"Ada pertanyaan, dengan tidak adanya pemberangkatan haji tahun 2020, apakah asrama haji akan dimanfaatkan untuk karantina," katanya.
Menjawab pertanyaan itu, kata dia, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan memanfaatkan asrama haji sebagai karantina Covid-19 bersama dengan gedung-gedung pemerintahan lainnya bila memenuhi syarat yang ditetapkan.
Menurut dia, selain aman dan nyaman, lokasi karantina juga tidak menimbulkan risiko sosial dan lainnya bagi masyarakat maupun pasien dan tim kesehatan.
Saat ini, Pemprov Kalsel terus berjuang untuk menekan angka penyebaran dan kematian akibat Covid-19.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah, membentuk dan menyebar Tim Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang ditugaskan untuk menyampaikan berbagai hal tentang Covid-19 guna menekan kasus positif dan tingkat kematian akibat virus dari China tersebut.
Wakil Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, seluruh tim yang dibentuk dari gabungan 26 SKPD Pemprov Kalsel tersebut akan bergabung dengan tim Pusksesmas di masing-masing daerah.
Menurut Hanif, saat ini penderita penyakit tidak menular di Kalsel cukup tinggi, sehingga upaya dan konsentrasi yang dilakukan tim gugus saat ini adalah mencegah terjadinya kematian.
"Kalau mencegah penularan, kita sudah kalah banyak dengan virus, maka saat ini konsentrasi kita adalah mencegah terjadinya kematian," katanya.
Melalui tim KIE yang bakal ditempatkan khususnya di daerah yang sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tersebut, akan memberikan informasi secara cepat kepada seluruh pihak terkait tentang apa yang terjadi di lapangan.
"Jadi bersama tim kesehatan Puskesmas, tim komunikasi akan memastikan secara langsung kondisi di lapangan dan berbagai persoalan yang dihadapi, dan langsung melakukan tindakan cepat," katanya.