Selasa 02 Jun 2020 03:17 WIB

Pengamat: Upacara Virtual Bisa Jadi Tradisi di Indonesia

Pengamat nilai upacara virtual seperti saat Harla Pancasila bisa jadi tradisi baru.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila melalui siaran langsung dari televisi di rumahnya di Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara dilaksanakan secara virtual lantaran pandemi COVID-19 belum mereda dan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewajibkan para peserta upacara melaporkan keikutsertaannya melalui foto kepada atasan langsung masing-masing
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila melalui siaran langsung dari televisi di rumahnya di Imbanagara, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). Upacara dilaksanakan secara virtual lantaran pandemi COVID-19 belum mereda dan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewajibkan para peserta upacara melaporkan keikutsertaannya melalui foto kepada atasan langsung masing-masing

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Administrasi Publik Unpad, Yogi Suprayogi menilai positif pelaksanaan upacara virtual hari kelahiran pancasila yagn digelar di Istana negara, Senin (1/6). Menurutnya, upacara virtual tersebut bisa kembali diterapkan dalam kegiatan seremonial kebangsaan ke depan.

"Apalagi di era saat ini era digitalisasi. Menurut saya, upacara itu tetap menjadi contoh yang bagus dengan tetap mengedepankan semangat namun tidak mengurangi esensi nasionalisme," kata Yogi Suprayogi di Jakarta.

Baca Juga

Yogi melanjutkan, diperlukan penyesuaikan kebijakan atau peraturan terkait pelaksanaan upacara kenegaraan kalau memang kegiatan serupa ingin lebih banyak dilakukan ke depan. Dia berpendapat, tidak ada salahnya kalau upacara semacam itu tidak ada salahnya menjadi tradisi nasional.

Dia mengatakan, upacara virtual sebenarnya juga dapat menghemat anggaran pengeluaran negara. Dia melanjutkan, pemerintah pusat tidak perlu mengundang banyak pejabat daerah ke istana negara untuk melaksanakan upacara seremonial.

Yogi menegaskan, upacara virutal bukan berarti dilakukan sebagai mentuk pengurangan esensi kegiatan kenegaraan. Menurutnya, upacara yang dilakukan melalui dimensi dunia maya dapat juga diikuti oleh masyarakat yang lebih luas.

Dia mengatakan, upacara virtual membuat warga seakan-akan dapat hadir ke dalam lingkungan istana. Lanjutnya, mereka juga akan lebih merasakan keikutsertaan dalam merayakan upacara hari kelahiran pancasila sebagai peserta dibanding hanya menyaksikan kegiatan seremonial melalui televisi.

"Nah yang ikut upacara virtual itu nantinya juga harus mengikuti aturan yang berlaku, artinya tetap mengenakan seragam atau pakaian yang telah diatur dalam protokol kenegaraan," katanya.

Lebih jauh, menurutnya, acara formal kenegaraan akan memberikan contoh ke masyarakat akan kehidupan normal baru alias new normal akibat pandemi virus Covid-19. Dia mengatakan, masyarakat dapat mencontoh bagaimana para elit negara dalam berinteraksi dan berkegiatan di masa normal baru yang dimaksud.

"Jadi misal nanti upacara 17 agustus kan nggak mungkin dilaksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya lagi sehingga tentu perlu serta akan diatur atau cukup dengan video conference," katanya.

Seperti diketahui, upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pagi ini digelar virtual. Tayangan upacara tersebut disiarkan dan dapat disaksikan masyarakat secara umum melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.

Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila itu dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dari Istana Bogor. Upacara diikuti oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dari kediaman resmi di Menteng, Jakarta

Upacara peringatan juga diikuti pejabat lain seperti Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, Kepala BPIP Yudian Wahyudi serta segenap menteri dan kepala daerah.

Jalannya upacara peringatan tetap memperhatikan protokol kesehatan, yakni penggunaan masker selama proses upacara secara daring, meski dari kediaman maupun kantor masing-masing.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement