REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan melakukan tes swab massal di Kampung Buninagara, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. Sekira 100 orang di wilayah itu akan menjalani tes swab, setelah sebelumnya terdapat satu orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, tes swab massal itu merupakan bagian dari program karantina Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Rencananya, tes swab massal itu akan dilakukan pada Selasa (2/6).
"Hari ini kita baru sosialisasi. Lokusnya di Nagarasari, Kecamatan Cipedes," kata dia, Senin (1/6).
Menurut dia, karantina lokal dilakukan lantaran di wilayah itu ditemukan kasus pasien positif Covid-19 setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selesai di Kota Tasikmalaya. Setelah melaporkan pihaknya data adanya kasus tambahan, Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jabar berencana melakukan karantina mikro di wilayahnya.
"Jadi semua prosedurnya ditangani oleh provinsi. Kita hanya mengawal," kata dia.
Perwakilan Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jabar, Agus Sukandar mengatakan, kegiatan itu merupakan proyek percontohan (pilot project) karantina mikro yang diprogramkan Pemprov Jabar. Wilayah Kota Tasikmalaya merupakan satu dari 13 kabupaten/kota yang menjadi pilot project.
"Ini merupakan salah satu pilot project, karena ada kasus positif baru di wilayah ini. Kita melakukan swab untuk melakukan penelusuran," kata dia.
Selain melakukan tes swab massal, pihaknya juga akan melakukan karantina mikro. Artinya, beberapa rumah yang berada di dekat rumah pasien akan dikarantina selama 14 hari. Pihaknya juga akan terus melakukan penelusuran agar tak terjadi transmisi lokal di wilayah itu.
Camat Cipedes, Sofian Zaenal Musttaqin mengatakan, karantina mikro dilakukan di wilayah itu lantaran ada satu warga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Satu warga itu bekerja toko serba ada (toserba) Yogya Ciamis, tapi tinggal di Kota Tasikmalaya.
"Dia itu hasil swabnya terlambat. Setelah Lebaran baru diketahui positif," kata dia.
Atas pertimbangan itu, Kampung Buninagara dijadikan pilot project untuk karantina mikro. Sebanyak 100 orang di wilayah itu akan menjalani tes swab. Sebab, setelah dilakukan penelusuran, pasien positif tersebut telah melakukan kontak erat dengan banyak orang.
Sofian mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, diperkirakan ada 30 orang yang pernah melakukan kontak erat dengan pasien. Namun, untuk memastikan tes swab dilakukan kepada 100 orang.
"Termasuk ada yang di luar wilayah ini akan dites swab. Mereka juga disuruh melakukan isolasi mandiri," kata dia.
Selain melakukan tes swab massal, dalam program karantina mikro itu, sebanyak delapan rumah atau sekira 30 warga yang berada di dekat rumah pasien akan diisolasi. Selama menjalani isolasi, kebutuhan warga akan ditanggung oleh Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Cipedes.
"Kita pasok kebutuhan mereka selama dua minggu, baik makan maupun kebutuhan lainnya. Warga juga tidak ada penolakan," kata dia.
Ia mengaku bersyukur karena wilayahnya dijadikan pilot project karantina mikro. Sebab, jika harus melakukan tes swab secara mandiri diperlukan biaya yang mahal. Dengan begitu, jika ada transmisi lokal bisa diketahui lebih cepat.
Apalagi, lanjut dia, hasil tes swab itu akan dapat diketahui dengan cepat. Ia menyebutkan, hasil tes swab itu akan dapat diketahui dalam waktu dua hari. "Kita akan evaluasi. Kalau hasil tes swab negatif, kita bisa hentikan. Tapi kalau ada yang positif, karantina kita perluas," kata dia.