Selasa 02 Jun 2020 03:02 WIB

Yogyakarta Tetap Buka PPDB di Tengah Pandemi

Kota Yogyakarta sudah memasuki tahun ajaran baru pada Juli

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Yogyakarta tetap akan membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tengah pandemi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Yogyakarta tetap akan membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tengah pandemi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan pihaknya tetap akan membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tengah pandemi Covid-19. Kota Yogyakarta sudah memasuki tahun ajaran baru pada Juli 2020 mendatang.

"Di bulan Juni ini, penerimaan siswa baru untuk SD dan SMP tetap kita lakukan. Yang kita lakukan adalah bagaimana menyiapkan para siswa ketika tahun ajaran baru di Juli nanti sudah mulai berjalan dan para siswa sudah mulai masuk," kata Heroe kepada wartawan, Senin (1/6).

Baca Juga

Pihaknya saat ini juga masih menyusun protokol baru menuju penerapan The New Normal nantinya. Termasuk menyusun protokol di bidang pendidikan yang tentunya protokol baru yang disusun tersebut harus memperketat protokol kesehatan terkait Covid-19 yang sudah ada sebelumnya.

"Sehingga, ketika proses pembelajaran dengan menyesuaikan masa transisi (memasuki recovery, New Normal, dan menuju normal), yang masih belum normal tatap muka, masih bisa optimal menghasilkan kualitas hasil proses pembelajaran di masa pandemi," kata Heroe.

Heroe menjelaskan, protokol baru yang disiapkan di bidang pendidikan meliputi penyediaan fasilitas sekolah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Baik itu dari pemeriksaan suhu tubuh, penyediaan tempat cuci tangan, mengatur jarak di ruang kelas, melakukan sistem masuk secara bergiliran, mekanisme dan materi pembelajaran, hingga waktu beraktivitas siswa dan siswi di lingkungan sekolah.

"Saat ini ada beberapa opsi, misalnya seminggu hanya masuk 1-2 kali saja secara bergiliran. Itu semua perlu anggaran yang memadai juga sehingga harus disadari bahwa kondisi pandemi pasti proses pembelajaran tidaklah optimal, sebagaimana kondisi normal," ujarnya.

Walaupun begitu, pembelajaran di masa pandemi ini diarahkan kepada metode softskill dan lifeskill. Sebab, kata Heroe, saat ini metode tersebut yang lebih optimal dibandingkan dengan mengejar pembelajaran secara akademik seperti yang dilakukan sebelumnya.

"Dan pemenuhan target pembelajaran sekalian di rumah saja, sehingga lebih relevan dengan situasi pandemi. Saya lebih optimistis jika kita bisa memberikan proses pembelajaran yang benar. Para siswa memperoleh kematangan dan kedewasaan yang diperlukan dalam masa pandemi," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement