REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan adanya tambahan 24 pasien positif Covid-19 yang meninggal pada Jumat (29/5). Khofifah mengungkapkan, tambahan ini menjadi catatan penambahan tertinggi, selama wabah Covid-19 melanda Jatim.
Kota Surabaya menyumbangkan korban meninggal terbanyak. Perincian korban meninggal, 17 pasien dari Kota Surabaya, tiga dari Kabupaten Sidoarjo, dua dari Kabipaten Gresik, dan sisanya dari Kabupaten Malang serta Kabupaten Situbondo.
"Dari perjalanan layanan Covid-19 di Jatim, angka meninggal 24 orang ini adalah angka tertinggi yang tercatat dalam data kami. Total pasien meninggal ada 372 orang atau setara 8,44 persen," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/5).
Khofifah juga mengungkapkan, penambahan pasien positif Covid-19 di Jatim masih tinggi. Di mana hari ini tercatat ada tambahan 139 pasien positif Covid-19 di wilayah setempat. Dari catatan tambahan pasien tersebut, 94 pasien di antaranya berasal dari Kota Surabaya.
Kemudian, sembilan pasien berasal dari Sidoarjo, tujuh pasien dari Lamongan, enam pasien dari Magetan, dan enam pasien dari Kota Malang. Selanjutnya, tiga pasien baru masing-masing dari Tuban, Madiun dan Kabupaten Sampang. Kemudian ada dua pasien masing-masing dari Gresik dan Kabupaten Malang. Sisanya berasal dari Kabupaten Mojokerto, Pamekasan, dan Bojonegoro.
"Saya ingin menyampaikan data ini kurang menggembirakan. Ini menjadi pengingat bagi kita semua," ujar Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan adanya tambahan 19 pasien positif Covid-19 yang terkonversi negatif atau sembuh. Perinciannya, empat pasien dari Tulungagung, tiga dari Sidoarjo, dan tiga dari Probolinggo. Kemudian, dua pasien masing-masing dari Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang. Sisanya dari Lumajang, Kota Probolinggo, Banyuwangi, Lamongan, dan Surabaya. Total pasien sembuh di Jatim sebanyak 589 atau setara 13,36 persen.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim juga terus bertambah. Per 28 Mei 2020 jumlahnya mencapai 6.410 orang, dimana 3.088 orang di antaranya masih dalam pengawasan. Begitu pun orang dalam pemantauan (ODP) yang jumlahnya sebanyak 24.420 orang, dan 4.037 di anyaranya masih dalam pemantauan.
Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat akan mengerahkan sebagian relawan dan armadanya ke Jatim guna mengantisipasi dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di Jatim. Langkah ini pun disambut baik oleh pemerintah provinsi, langsung oleh Khofifah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Sudirman Said menjelaskan keterlibatan relawan PMI dalam membantu mengendalikan kasus terjangkitnya Covid-19 di Jatim, tentu sudah menjadi kesepakatan antara Ketua Gugus Tugas Nasional Covid-19 Letjend Doni Monardo dengan Ketua Umum PMI Jusuf Kalla. Langkah ini pun sudah menjadi tugas PMI untuk ikut menurunkan kasus Covid-19 yang kian mengkhawatirkan.
"PMI memperkuat operasi di Jawa Timur karena ada gejala, terutama Kota Surabaya dan sekitarnya menjadi episentrum baru. Ditambah sebagai organisasi kuasi pemerintah, tugas PMI adalah mendukung masyarakat dan membantu upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini," ujar Sudirman dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (29/5).