REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kasus positif Covid-19 di Lampung bertambah lagi 13 orang menjadi 131 orang pada Jumat (29/5). Selain penambahan kasus, jumlah pasien positif yang sembuh juga bertambah 7 orang menjadi 48 orang, sedangkan pasien positif yang meninggal dunia bertambah 1 orang menjadi 11 orang.
Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung, Jumat (29/5), jumlah ODP 3.168 orang, masih dipantau 14 hari 52 orang, selesai dipantau 3.109 orang, dan ODP meninggal dunia 7 orang. Jumlah PDP 104 orang , masih dirawat/isolasi 12 orang, sudah sembuh dan pulang 71 orang PDP meninggal dunia 21 orang.
Sedangkan jumlah pasien positif Covid-19 di Lampung berjumlah 131 orang, sehari sebelumya 118 orang, masih dirawat/isolasi 65 orang, pasien sembuh 55 orang, dan meninggal dunia 11 orang. Belum ada keterangan resmi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Lampung terkait dengan penambahan 13 kasus positif tersebut hingga Jumat (29/5) petang.
Kepala Dinkes Lampung dr Reihana mengakui, tren kasus komulatif Covid-19 di Lampung cenderung meningkat. Hal tersebut terlihat pada bentuk kurva yang masih menanjak, mengindikasikan masih banyak tambahan kasus baru.
Menurut dia, ada upaya-upaya yang harus dilakukan tim Gugus Tugas dalam mengendalikan penambahan jumlah kasus positif tersebut. Intervensi yang harus dilakukan yakni menurunkan kemampuan penularan, diagnosis, tracing, dan isolasi mandiri. "Upaa intervensi itu kepada ODP dengan isolasi mandiri dan treatment," katanya.
Upaya lain, Reihana mengatakan, terus mengingatkan untuk menjaga imunitas, berperilaku hidup sehat dan bersih, penggunaan alat pelindung diri di antaranya disiplin memakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan kegiatan lain dengan suasa sehat, menghindari kerumunan, tidak panik, dan tidak lupa berdoa.
Dia mengatakan, wilayah Lampung belum melakukan persiapan program pemerintah pusat yakni newnormal, karena wilayah di Lampung belum menerapkan PSBB. Tim masih berencana melakukan pengetatan protokol kesehatan di pasar-pasar tradisional dan tempat keramaian. Pemerintah daerah, kata dia, berencana akan menggelar rapid test secara maksimal dan acak di pasar tradisional dan pusat keramaian. "Sekarang masih tahap penyusunan kesiapan, logistik, alur, dan petugas di lapangan," katanya.