REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan seluruh sekolah di daerah itu harus memiliki tempat cuci tangan sebagai syarat memenuhi standar kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Benda itu harus ada sebelum pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar.
"Anak-anak sekolah selain harus pakai masker, di sekolah juga harus ada tempat cuci tangan," kata dia saat dikonfirmasi tentang rencana pembukaan kembali kegiatan sekolah di Garut, Rabu (27/5).
Ia menuturkan selama ini, sekolah di Garut belum semuanya memiliki fasilitas yang memadai, khususnya tempat cuci tangan yang mudah dilakukan para siswa.
Terkait dengan masalah fasilitas itu, Pemkab Garut akan menyiapkan fasilitas cuci tangan di setiap sekolah dengan menggunakan anggaran dari biaya tak terduga (BTT).
"Banyak sekolah yang tak punya fasilitas, dari BTT akan disiapkan untuk fasilitas cuci tangan, bisa pakai dana BOS juga," katanya.
Setiap sekolah juga harus membatasi jumlah siswa di setiap kelas untuk menjaga jarak antarsiswa. "Batasan itu dari asalnya 28 jadi setengahnya, semua sedang disiapkan aturannya," kata Helmi.
Pemkab Garut saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menerapkan kehidupan normal baru dalam aktivitas masyarakat maupun sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Terkait dengan kapan dilaksanakan kebijakan itu, Pemkab Garut masih menunggu instruksi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Termasuk protokol yang harus diterapkan di daerah.
"Kami saat ini buat beberapa langkah mana saja sekolah yang sudah bisa dibuka langsung, atau yang virtual, saat ini sedang pendataan dulu," katanya.