REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Idham Azis mengatakan akan memperpanjang masa pelaksanaan Operasi Ketupat 2020 sampai 7 Juni 2020. Keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi antara Polri dengan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk melayani dan memberikan pengamanan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
"Ini hasil rapat koordinasi dengan Gugus Tugas. Awalnya operasi ketupat ini direncanakan sampai 30 Mei 2020. Namun, saya sudah perintahkan kepada As Ops Kapolri dan Pak Kakorlantas untuk melanjutkan sampai 7 Juni 2020," katanya saat virtual konferensi pers melalui akun Facebook, Selasa (26/5).
Menurutnya, perpanjangan operasi ketupat ini juga dikarenakan situasi kondisi di lapangan. Salah satunya terhadap potensi arus balik Lebaran.
"Kami melihat situasi kondisi di lapangan dan saya berpikir kalau memang situasi kondisi di lapangan masih terjadi penumpukan. Ada arus balik yang kelihatannya besar ya enggak apa-apa operasi ini kami lanjutkan dan ditingkatkan,” kata Idham.
Adapun hasil evaluasi operasi ketupat 2020, dari data yang ada, terdapat penurunan 83 persen di Tol Cipali. "Kalau dibanding tahun lalu sama sekarang jauh sekali berbeda. Datanya ada di Korlantas bahkan di Tol Cipali itu sampai 83 persen turun arus lalu lintasnya," kata dia.
Sementara itu, untuk persiapan anggotanya menangani arus balik, Idham mengatakan, sudah cukup baik. Ia berpesan, kepada anggotanya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarakat di dalam pengamanan arus balik tersebut. Sehingga semuanya berjalan lancar dan tidak ada kendala.
"Ya semoga nanti sampai 30 Mei 2020 semuanya sudah kembali landai dan normal. Masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19. Misalnya, menggunakan masker ketika berpergian, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan menerapkan pola hidup yang sehat," kata Idham.
Sebelumnya diketahui, Korlantas Polri mencatat selama 25 hari pelaksanaan Operasi Ketupat 2020 atau sejak 24 April hingga 18 Mei 2020, Polri telah memutarbalikkan sebanyak 52.076 kendaraan warga yang terindikasi mudik untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Data tersebut merupakan data akumulatif dari tujuh Polda, dari Lampung hingga Jawa Timur.