REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Kehutanan Jakarta Pusat Mila Ananda mengakui, banyak warga yang menggunakan jalan tikus agar dapat berziarah di sejumlahTPU yang ada di Kota Jakarta Pusat. Tindakan warga itu untuk menyiasati larangan berziarahselama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Warga kita itu bandel banget dibilangin. Kita sudah sudah kerahkan petugas penjaga didampingi aparat TNI dari Garnisun untuk mendampingi petugas kami. Tetap aja mereka menerobos masuk ke dalam TPU," kata Mila saat dihubungi, Senin.
Mila mengatakan, warga memanfaatkan jalan tikus melalui pintu kecil yang berbatasan langsung antara TPU dengan permukiman yang ada di sekitarkawasan makam. Pihaknya sudah mencoba menutup jalur tikus itu, namun ditentang oleh warga sekitar yang terbiasa menggunakan pintu kecil itu untuk beraktivitas.
Sudin Pertamanan dan Kehutanan Jakarta Pusat tak kehilangan akal, kemudian menempatkan petugas berkostum APD (Alat Pelindung Diri) yang identik dengan penanganan COVID-19 hingga menaruh peti mati untuk mencegah kerumunan peziarah datang ke TPU.
Meski sudah mengeluarkan tenaga pencegahan, tampaknya hal itu tetap tidak berpengaruh dan tetap saja warga ingin melakukan ziarah di tengah PSBB. "Pasang spanduk larangan sudah, pasang peti mati, serta petugas pakai APD lengkap juga sudah tapi tetap aja ini peziarah susah sekali dibilangin. Ya ini mungkin karena sudah tradisi sehingga mereka tetap datang," kata Mila.
Mila menyayangkan juga, munculnya peziarah justru meningkatkan aktivitas lainnya seperti pedagang musiman yang menambah kerumunan di TPU-TPU yang sebenarnya sudah ditutup baik oleh pengelola maupun Sudin Pertaman dan Kehutanan Jakarta Pusat.
"Kalau kondisi normal sih tidak masalah warga mau ziarah, ini lagi ada wabah virus. Apalagi penderita virus ini terus naik," kata Mila.