REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuter Indonesia mencatat jumlah pengguna KRL pada hari kedua Lebaran ini hingga pukul 18.00 WIB adalah sejumlah 83.125 penumpang. Sementara pada hari pertama lebaran pengguna KRL mencapai 60.457 orang.
Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba dalam keterangannya di Jakarta, Senin (25/5), mengatakan jumlah ini turun sekitar 90 persen dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada hari kedua lebaran tahun 2019, misalnya, PT KCI melayani 629.983 pengguna dan pada tahun 2018 melayani 749.332 pengguna.
“Penurunan ini sejalan dengan upaya bersama untuk mengurangi mobilitas yang tidak perlu dan kebijakan #TidakMudik #TidakPiknik pada Lebaran kali karena masih dalam situasi Pandemi Covid-19,” ujarnya.
Dari pantauan PT KCI para pengguna KRL masih didominasi oleh penumpang musiman yang naik KRL berkelompok / rombongan. Cukup banyak pula yang membawa anak-anak.
Situasi ini serupa dengan tahun-tahun sebelumnya pada hari Lebaran, sehingga dengan operasional terbatas semakin sedikit pula penumpang musiman yang dilayani. Selama operasional terbatas, PT KCI menurutnya tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam memberikan layanan.
Seluruh pengguna wajib menggunakan masker dan mengikuti pemeriksaan suhu tubuh. PT KCI juga sudah menyediakan layanan berupa tambahan wastafel selain yang ada di toilet stasiun, dan hand sanitizer di stasiun maupun di dalam KRL.
Sejalan dengan aturan PSBB yang masih berlaku, jumlah pengguna di dalam kereta juga dibatasi maksimum 60 orang untuk tiap kereta.
Pembatasan ini dijalankan dengan penyekatan penumpang di sejumlah titik sehingga jumlah yang berada di peron dan di dalam kereta terkendali. Bila diperlukan, petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun.
Dalam operasional terbatas selama dua hari ini, protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengguna dapat berjalan.
Anne mengatakan di awal-awal operasional sore hari, pada dua hari ini masih terdapat antrean pengguna di sejumlah stasiun antara lain Stasiun Angke, Cikarang, dan Karet.
“Antrean terjadi karena para calon penumpang KRL rela menunggu jadwal operasional pertama di sore hari hingga dua jam sebelum keberangkatan pertama. Namun antrean ini dapat terurai dalam waktu 10-15 menit. Selanjutnya operasional sore hari berlangsung relatif lancar,” ujarnya.
Sebagai bentuk antisipasi terhadap antrean pengguna, selama hari pertama dan kedua Lebaran ini PT KCI menjalankan 448 jadwal setiap harinya. KCI kemudian juga menambah secara total 18 jadwal kereta tambahan agar physical distancing di dalam kereta dapat terjaga.
Secara umum, operasional KRL terbatas berjalan dengan lancar, masyarakat mengikuti protokol kesehatan dan aturan yang ada, serta upaya mengurangi mobilitas masyarakat yang tidak perlu dapat tercapai.
Mulai Selasa 26 Mei 2020, KRL akan kembali melayani pengguna sesuai jam operasional selama masa PSBB ini yaitu pukul 06.00 - 18.00 WIB dengan jadwal pemberangkatan KA-KA pertama dari wilayah penyangga Jakarta mulai pukul 05.00 WIB.
Pengguna tetap diwajibkan untuk selalu menggunakan masker, mengikuti pemeriksaan suhu tubuh dan memanfaatkan fasilitas wastafel tambahan yang ada di stasiun untuk cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah naik KRL.
Sebagai upaya tambahan untuk mencegah penyebaran Covid-19 selain protokol kesehatan dan jaga jarak, PT KCI juga mengimbau para pengguna KRL untuk tidak bicara secara langsung maupun melalui telepon genggam selama berada di dalam kereta. Hal ini mengingat penularan virus corona adalah melalui droplet atau cairan yang dapat keluar dari mulut dan hidung saat kita batuk, bersin, maupun berbicara.
"Dengan masih berlakunya PSBB di wilayah Jakarta dan sekitarnya, mari kita tetap patuhi anjuran dari pemerintah untuk tetap di rumah. KRL masih beroperasi hanya untuk mereka yang benar-benar memiliki kebutuhan mendesak dan dikecualikan dalam PSBB," kata Anne Purba.
Anjuran dan ketentuan tersebut tentu memerlukan kerja sama dan disiplin dari masyarakat, termasuk para pengguna KRL agar dapat efektif dalam menghambat penyebaran Covid-19.